Sabtu, 12 April 2014

hadiah dariku


bismillahirrohmanirrohiiim


"ayah..... pekan besok datang ke sekolahku ya, ada peringatan hari ayah di sekolah. datang ya yah. ya yah ya..." Ucap Faruq pada Salman sang ayah

"ehm.... " senyum sang ayah yang dipaksakan sebagai jawaban dari rengekan buah hatinya.

"jujur saja, aku sudah bosan untuk menghadiri acara-acara seperti ini. paling acaranya hanya begitu-begitu aja." bisik Salman dalam hatinya.

Faruq adalah anak bungsu Salman. tiga kakaknya yang kini sudah sekolah tingkat atas dan perguruan tinggi dulunya bersekolah di tempat yang sama dengan Faruq. dan tradisi hari ayah sudah sejak dulu dihadiri Salman. wajar saja jika ia bosan, apalgi usianya kini jauh berbeda dengan para ayah teman-teman Faruq. kontan hal ini membuat Salman enggan menghadiri acara itu.


setiap hari Faruq selalu meminta Salman untuk hadir ke acara hari ayah. tanpa bosan dengan kata-kata yang sama permintaan Faruq terdengar seperti rengekan di telinga Salman. belum Lagi Khansa sang istri yang juga ikut-ikutan membujuk Salman. dan.... dengan motivasi tak mau mengecewakan hati anak-istri, meski setengah hati dan malas Salman bersedia hadir ke acara itu.

"hore............., ayah datang, ayah datang" teriak bocak kelas 2 sekolah dasar itu riang.

hari yang dijadwalkanpun tiba. dengan langkah gontai dihiasi senyum yang dipaksakan Salman melangkah ke sekolah Faruq. Salman disambut oleh penerima tamu dan diminta mengisi form kehadiran. ia gerakan tangannya mengisi kolom demi kolom dengan tidak semangat. semangatnya semakin jatuh tatkala Salmat bertemu dengan para ayah teman-teman Faruq. "mereka masih muda-muda, aku jadi malu" teriak sudut hatinya yang minder.

"mereka semangat banget, maklumlah baru tahun-tahun awal, nanti-nanti juga bosen dan jenuh dengan acara ini" bisiknya membela diri.

acarapun berjalan lancar, satu per satu para siswa menunjukkan kebolehan mereka. ada yang membaca puisi, pantomim, bernyanyi atau performance lainnya sebagai bentuk persembahan pada sang ayah. waktupun berjalan, dan kini giliran Faruq naik ke pentas. 


sebelum memulai, Faruq meminta izin pada sang guru untuk menghadirkan pak Khalid guru Tahfidznya di sekolah. sang gurupun mengizinkan. 

"assalamualaykum warahmatulloh wabarakatu.... Faruq ingin tasmi surat Al kahfi di panggung ini, tapi karena waktu yang diberikan hanya 10 menit dan jumlah ayatnya 110, takut ga cukup. jadinya Faruq minta ustadz Khalid untuk mandu Fauq tami. Faruq akan baca ayat yang ustadz Khalid minta" sambutan Faruq singkat sebelum memulai aksinya yang disambut oleh tepukan tangan



ta'awudz dan basmallah telah diucapkan Faruq. Ustadz Khalid meminta Faruq membaca ayat 1, lalu dilanjutkan ayat 2, 3 dan seterusnya hingga waktu 10 menit tak terasa berakhir. semua terbius dengan suara tilawah Faruq yang mirip dengan  Qari cilik Muhammad Toha, maklum Faruq memang menyukai suara dan gaya qori cilik tersebut. suasana nampak begitu syahdu, tenang dan mengharukan, tak jarang para ayah menyeka sudut matanya menyaksikan penampilan Faruq. ketika Faruq menutup penampilannya, Sang pembawa acara bertanya kenapa Faruq memilih tasmi sebagai penampilannya. bukan benyanyi, puisi atau yang lain seperti yang dilakukan teman-temannya.

"waktu itu Ustadz Khalid cerita, siapa yang bisa menghafalkan Al-Qur'an akan bisa menghadiahi mahkota mutiara dan jubah kebesaran buat orangtuanya di syurga nanti. Faruq kan belum pernah kasih hadiah untuk ayah dan bunda, Faruq juga belum jadi anak yang sukses buat beliin ayah-bunda hadiah, jadi Faruq ngafalin Al-Qur'an aja biar ayah bunda dapat hadiah jubah dan mahkota dari Allah" Jawab Faruq polos.




jawaban Faruq nan polos itu membuat suara takbir bergema di ruangan sederhana itu. sontak Salman segera naik ke pentas dan memeluk erat Faruq, menciumi kepalanya dan mengucapkan permintaan maaf pada buah hatinya atas sikapnya yang setengah hati menghadiri acara ini. peringatan hari ayah kali ini adalah peringatan hari ayah terindah yang Salman hadiri selama ini. ia sujud syukur telah diangurahi anak secerdas dan sesoleh Faruq. tak henti-hentinya istigfar dan hamdalah terlantun dari mulutnya. ia merasa bersalah, betapa selama ini ia telah abay dengan urusan pendidikan agama anak-anaknya. ia bersyukur Allah telah menegurnya dengan begitu lembut dan santun. suasana makin bergemuruh. suara takbir terlantun membahana. air matapun banyak tertetes dari sudut mata para ayah.

satu persatu para ayah tersebut menyalami dan memeluk Salman serta mengecuk lembut kepala Faruq, mereka terkesan dan terharu menyaksikan pemandangan ini.

"terimakasih Rabbi, telah anugrahkanku permata berharga dan telah menegurku dengan lembut dan santun" ucap hatinya..


#belajar nulis fiksi sambil nyemangatin diri




2 comments:

Rima Aulia mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

tes komen