Senin, 03 Mei 2021

Hi, now you turn in 27

"Aku lahir diapit sama hari pendidikan dan hari Lahir P**. Artinya pendidikan adalah jalan dan perjuanganku. Ia mengalir dalam darahku dan menjadi pengabdianku." Ucapmu di suatu waktu. Dan sejak itu 3 Mei menjadi salah satu tanggal pentingku. Dan kaupun selalu menjadi alarm ku ketika 3 Mei akan tiba.

"Sebentar lagi 3 Mei loh" remindermu padaku di suatu hari.

"Ya terus kenapa kalau 3 Mei?" Jawabku seolah acuh.

" Ya ga papa. Ga pengen ngucapin gitu?" Tanyamu kembali.

"Pengen banget diucapin. Kenapasih?" Tanyaku penasaran.

"Karena cuma kalian yang selalu ngucapin. Aku ga pernah diucapin sama yang lain" jawabmu sendu.


Hai kamu, manusia yang sudah seperti adik kandungku sendiri. Tapi beda orang tua, beda suku, beda karakter, beda segala hal. Sebenernya aku heran lo, rasa apa yang ada di dalam diriku padamu. Apakah aku mencintaimu seperti wanita mencintai pria? Aku berkontemplasi mencari jawab. Ternyata, aku tak mencintaimu seperti wanita mencintai pria. Semakin ku paksakan rasa itu, semakin hatiku berontak dan tak tenang. Ternyata memang bukan.

Ku selami kembali hingga ke palung hati. Apakah aku mencintaimu seperti kakak mencintai adiknya? Ku sesapi senyap-senyap. Ku rasakan dalam-dalam. Ku renungi lamat-lamat. Ketika ku simpulkan aku mencintaimu seperti kakak mencintai adiknya, ternyata hatiku tenang. Pikiranku damai. Sepertinya, aku sudah temukan jawabnya.

Hai adik, 3 Mei kembali menyapaku. Dan aku tak pernah lupa.Meski tiada kue, tiada surprise, dan (mungkin) tiada kado. Meski kini kau jauh, acuh, tak peduli, dan dingin. Walau perkataan mu semakin sering menyakiti. Tingkah sering melukai. Sikapmu sering mengecewakan. Meski kau tak pernah mau lagi diajak main. Tak pernah ada ketika ku butuh. Tak pernah membelaku. Meski kadang janjimu hanya manis diucapkan. Walau kini kau sudah punya telinga baru, tangan baru, dan sosok yang baru. Tapi doaku tetap melangit. Meski dalam senyap. Meski kau tak tahu. Meski semesta bisu. Mungkin ini makna tiada kakak yang membenci adiknya.

Hai adik, sudahkah kau berterimakasih kepada ibumu? Wanita hebat yang bertaruh nyawa melahirkanmu. Karenanya kau hidup. Karenanya kau tumbuh. Karenanya kau terdidik. Sudahkah doa terindah terlantun untuk ayahmu? Lelaki luar biasa yang berjuang demi masa depanmu. Karenanya kau tangguh dan kuat.

Hai adik, 27 tahun sudah usiamu. Tak bisa disebut muda lagi, kamu udah tuaaa, hehe... Semoga semakin dewasa. Semoga bijak bertindak dan bersikap pada keluarga dan lingkunganmu. Semoga dapat menyaring setiap perkataan yang akan dilontarkan, hingga kau hanya bisa mengucapkan perkataan baik bagi sekelilingmu. Semoga mampu merealisasikan semua teori-teori yang kau dapat, semakin terstruktur dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan karya hingga kebermanfaatanmu semakin meluas. Semoga semakin gemilang dalam prestasi. Semoga adil dalam bersikap dan bertindak meskipun masih dalam pikiran. Semoga ga banyak main games, ga mager, ga begadang melulu. Semoga kuliahnya selesai dan lulus. Semoga selalu sehat. Semoga menjadi nasihat pada diri dan sekelilingmu karena pemahamanmu pada Alquran, seperti doa yang terpatri dalam namamu. Terakhir, semoga menjadi hamba yang semakin taat dan bertaqwa.

Duh, klise ya doaku.. tak apa ya. Karena itu semua yang memang aku harapkan Allah kabulkan untukmu. Intinya, aku cuma ingin kamu bahagia dunia akhirat dan membahagiakan significan otrhers mu.


Hai adik, selamat hari lahir ya (^_^)



0 comments: