Hai nona kecil ...
Kata siapa karang tak menangis?
Kata siapa karang tak pernah bersedih?
Dalam kuatnya, terkadang ia menangis
Dalam tegarnya, boleh jadi ia bersedih
Mahluk yang kuat bukan yang tak pernah menangis
Lihatlah, kurang kuat apa Umar Ra
Tangisnya pecah tatkala mendengar surat Toha dibaca oleh adik tercinta
Sedu sedannya menyayat hati ketika Sang Nabi akhir jaman berpulang
Mahluk yang tegar bukanlah ia yang tak pernah bersedih
Adakah kau ingat, betapa sedih dan hancurnya Rasulullah menghadapi masyarakat Thoif?
Hingga Jibril murka ingin menumpahkan gunung pada mereka karena telah membuat kekasih Allah menangis
Mari kita menangis bersama
Setelah itu kita seka air mata kita menjemput kembali tawa renyah
Mari kita biarkan diri rapuh sejenak untuk kembali berdiri tegar menghalau badai
Jeda.... Sangat berarti
Dengannya, kita bisa mengerti rangkaian kata
Jeda bukanlah tanda menyerah
Dengannya kalimat demi kalimat menjadi bermakna
Ambillah jedamu
Berikanlah spasi hari-harimu
Agar kau kembali memaknai hari
Hingga mengerti arti maksud Sang Ilahi
Duhai adik kecilku ..
Allah anugrahkan badanku lebih besar darimu
Kau bisa menumpahkan semua yang kau rasa
Bahuku siap menyangga kepalamu
Tanganku siap memeluk tubuhmu
Mataku siap menyaksikan kau membuka topeng kebahagianmu
Hingga binar sejati kembali memancar
Adik...
Mari kita hadapi bersama
Mari kita bersama membuka topeng untuk menjemput kesejatian
Istirahatlah
Atmamu lelah
Sukmamu penat
Istirahatlah
Untuk kembali bangkit
Untuk kembali berkarya
Untuk kembali bermanfaat pada sesama
Sesuai titah Tuhanmu
0 comments:
Posting Komentar