Minggu, 27 Desember 2020

Memori yang menyapa



Debaran jantung terasa semakin kencang. Mungkin ia bekerja ekstra keras karena tegang, begitu hematku. Aroma khas telah tertangkap petrikorku sejak aku digeledek ke ruangan serba putih ini. Perlahan namun pasti, aku pun sudah berbaring di bangsal khas tepat di bawah lampu bulat nan menyala terang. Alat cek darah digital dipasangkan ke tubuhku. "Normal, bagus, kamu sehat. Kita mulai tindakan sekarang ya" ucapan yang sampai saat ini terngiang. Sebuah logam panjang nan runcing lagi steril menyapa punggung tanganku. Tetiba semua menjadi gelap. Operasi berjalan lancar dengan ijin Nya.

Dua jam kemudian telingaku menangkap riweh suara manusia-manusia hebat diiringi suara roda bangsal yang bergesekan dengan lantai. Tetiba tubuhku menggiggil. Dingin teramat. Saat mata masih memicing, "owh Sudah selesai ya tindakannya" Hatiku berbisik.

Masha Allah, begitu menakjubkannya ciptaan Allah, dalam keadaan sehatpun ketika ada yang tidak sesuai; bisa menjadi penyakit, salah sedikit mematikan. Itu baru fisik, bagaimana dengan hati? Apa kabar iman? Adakah sesuatu yang tak sesuai nan mampu mematikan hati dan iman?


Memori Desember 2016 kembali berputar. Menarik ku mundur ke masa itu dan mensinergikannya dengan saat ini. Rasa itu kembali menyeruak. Menguasai limbik, amycdala, hingga pre frontal cortex-ku.

Desember 2020, bulan penuh ujian kesehatan. Satu persatu karib ku diuji dengan kesehatannya. Dengan segala cerita, dengan segala kisah, dengan segala proses, dengan segala perjuangan; kalian orang-orang tangguh yang dimampukan Allah untuk kembali sehat. Maka pantaskan diri untuk menerima karunia tersebut... Syafahumullah syifaan ajilan ayahku juga teman-temanku, selamat menjemput kesembuhan. Semoga kelak kesehatannya menjadi lebih berkah.

0 comments: