Di balik temaram ia bersinar
tak benderang hanya meredup
ia bukan mentari yang sinarnya mampu berikan kehangatan
bukan pula rembulan yang menghadirkan nuansa lembut dari kemilaunya
Fikirnya tak setajam sicerdas
pun suaranya tak seindah sang merdu
tindak tanduknya jua tak selalu bijak bestari
Ia hanya mahluk yang sedang melukis di atas pasir
sesekali berhasil namun tak jarang pula gagal
dalam gagal ia terpekur sendiri
ketika berhasil, ombak menghapusnya...
rata tak bersisa
Perlahan butiran pasir coba dikumpulkan
dirangkai dengan seuntai aksara asa
bersatu dalam harap yang mengangkasa
Temaramnya kembali menyala
seberkas sinar kembali menyembul dari sudut matanya
secercah doa kembali melangit
Sayang... mendung bergelayut manja di kolong langit
angin kencangpun kembali meniup butiran pasir yang hampir terlukis utuh
dalam sekejap rata tak bersisa
Pelukis duduk termenung
hanya mampu pandangi satu persatu butiran yang bercerai
ditemani sebening yang menganak sungai di sudut mata
dalam diam hatinya bertanya
bilakah semua kan berakhir? ........
0 comments:
Posting Komentar