pencerahan di hari Sabtu
Selasa, 27 Oktober 2015
Diposting oleh Rima Aulia di 22.18 0 komentar Link ke posting ini
De'FLora Cafe
Jumat, 23 Oktober 2015
Diposting oleh Rima Aulia di 21.49 0 komentar Link ke posting ini
Penalaran moral versus penanaman moral
Selasa, 25 Agustus 2015
Diposting oleh Rima Aulia di 14.50 0 komentar Link ke posting ini
aku rindu sekolahku
Rabu, 27 Mei 2015
Diposting oleh Rima Aulia di 08.21 0 komentar Link ke posting ini
bunga dalam tidurku
Senin, 27 April 2015
Januari saat Senja di Selat Sunda #koleksi pribadi |
Diposting oleh Rima Aulia di 23.16 0 komentar Link ke posting ini
bisik kalbu
Rabu, 18 Februari 2015
Diposting oleh Rima Aulia di 16.00 0 komentar Link ke posting ini
Outing ke sundial Puspa IPTEK Sundial Bandung
Selasa, 17 Februari 2015
“aku merasa seperti outing bersama ayah dan ibuku” kesan Fawwaz
“minggu besok aku mau ke sana lagi ah sama keluargaku” ucap Ammar
“iya, aku juga ah. Ke Bandungnya naik kereta aja, biar ga macet” sambung Razan
“tadi lonceng listriknya keren ya” kenang Hakim
“bu Rima, aku berani duduk di bangu penuh paku. Ga sakit ya bu Rima” tambah Gavan
“aku juga coba duduk di bangku paku itu” Lee Fael urun suara
“iya ya, ini outing yang palin seru. Keren banget deh” komentar Calvin penuh semangat.
Diposting oleh Rima Aulia di 22.24 0 komentar Link ke posting ini
Aku hanya mau lihat daya pantul jambu ini, bu Rima
Jumat, 06 Februari 2015
Diposting oleh Rima Aulia di 22.01 0 komentar Link ke posting ini
cerita kaus kaki di SAI CIbi
Jumat, 23 Januari 2015
tutup aurat... tutup auratayo teman-teman tutup auratagar Allah sayang semua juga sayang mari kita tutup auratuntuk laki-laki batas auratnya dari pusar hingga lutut kakiuntuk perempuan batas auratnya dari rambut hingga ujung kaki
"Tutup Aurat" by Green Voices SAI
"ini untuk bu Dian, supaya aurat bu Dian ketutup semua, kan kaus kaki bu Dian sudah bolong. kan aurat perempuan dari rambut sampai ujung kaki. kalo kaus kaki bu Dian bolong, kan kaki bu bu Dian jadi kelihatan sedikit" ucapnya dengan polos
"ada apa Fiy?" tanyaku heran.
"kok bu Lima ga pake kaos kaki, emangnya kaki bu Lima bukan aulat?" tanyanya dengan cadel. pertanyaannya membuatku terdiam sejenak.
"kaki bu Rima aurat Fiy, tapi kan aku abis wudlu dan mau sholat, jadi aku ga pake kaus kaki deh" ucapku membela diri
"owh kalo abis wudlu dan mau sholat boleh ga pake kaos kaki ya bu Lima?" tanyanya antusisas
"kalau tidak ada laki-laki dewasa yang haram melihat aurat perempuan, maka boleh ga pake kaus kaki Fiy" jawabku sembari memangkunnya
"owh gitu bu Lima, belalti kalo aku udah dewasa dan bu lima habis wudlu telus ada aku, bu lima halus pake kaus kaki ya bu Lima?. Aku ngerti sekalang" balasnya panjang lebar dan ku jawab dengan senyum sambil memuluk tubuh nya yang semakin meninggi.
#3. Belajar dari Kehara (TA 2014-2015)
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tema pakaian kembali dipilih oleh TK-A. ada satu yang menarik dari tema pakaian tahun ini. Keyhara, siswa mungil di kelas ini sangat senang memakai kaus kaki, dan ketika dikonfirmasi ke guru TK-A ternyata Keyhara mulai pakai kaus kaki, setelah dijelaskan batas aurat pada tema pakaian di Tk-A. Dan dia memakainya karena kemauannya sendiri.
Masya Allah, begitu mudahnya bocah-bocah mungil itu menerima perintah Sang Pencipta, semoga pelajaran yang mereka berikan membuat kami istiqomah menjaga aurat termasuk istiqomah menggunakan kaus kaki.
Diposting oleh Rima Aulia di 22.24 0 komentar Link ke posting ini
doa dari mas Dapit
Rabu, 21 Januari 2015
Diposting oleh Rima Aulia di 22.57 0 komentar Link ke posting ini
'Bu Pipin, aku izin bicara'
Jumat, 16 Januari 2015
"bu Pipin, aku izin bicara, boleh?"
Diposting oleh Rima Aulia di 22.20 0 komentar Link ke posting ini
Bule’ lokal itu bernama Fawwaz
Kamis, 01 Januari 2015
“ayo bu Rima buka mulutnya” kalimatnya memecahkan keheninganku. Segera ku buka mulutku. “enakkan Bu Rima?” tanyanya yang kubalas dengan anggukan kepala dan ucapan terima kasih.
“Bu Rima, aku mau ajari Gavan untuk tidak takut dengan ini” izinnya sembari menunjukkan hewan kecil yang melingkar di telapak tangannya.
“silahkan Fawwaz, yakinkan Gavan untuk tidak panik ya” ucapku padanya yang dibalasnya singkat: “oke”
“Gavan, lihat! ini aman. Dia tidak gigit. Kamu jangan takut ya. Anggap ini kucing, kucing yang lucu. Ucap Fawwaz dengan aksen Australinya yang kental.
“tidak, tidak... aku tidak mau” jawab Gavan panik.
“jangan takut! Jangan panik! Kamu lihat ini, anggap ini kucing ya” kalimatnya menenangkan Gavan. Tanpa menyerah Fawwaz terus meyakinkan dan menenangkan Gavan. Beberapa kali ia mencoba. Ia ingin sahabatnya tidak takut lagi dengan kaki seribu.
“aku maunya kalau kaki seribunya digulung. Letakkan di tanganku ya!” pinta Gavan yang mulai memberanikan diri memegang kaki seribu.
“hebat, hebat Gavan. Kamu bisa, kamu tidak taku lagi” teriak Fawwaz bahagia sembari meletakkan kaki seribu di tangan Gavan.
Fawwaz saat bertugas menjaga tiket masuk pameran transportasi Project SD 2 Ibnu Batutah |
Diposting oleh Rima Aulia di 21.51 0 komentar Link ke posting ini