Bismillahirrohmanirrohiim
Satu lagi kisah yang berkesan dari kegiatan “outbound
training for trainer” selain alcatraz, yaitu Excellent
Flag. Awal training kami dibagi menjadi 2 kelompok besar, lalu dari dua
kelompok tersebut masing-masing dipecah menjadi
2 kelompok kecil lagi. Total ada 4 kelompok kecil. Ada kegiatan-kegiatan
yang harus kami lakukan. Adakalanya kegiatan tersebut dilakukan antar 4
kelompok secara ber kompetisi, atau 2 kelompok juga secara berkompetisi, atau
kami bersatu menjadi satu kelompok besar. Namun para fasilitator dan observer
ga ngasih tau kapankah kami bersatu dan kapan kami berkompetisi antar kelompok.
Kejeliaan dibutuhkan di sini.
Pada sabtu malam fasilitator mengumumkan kelompok siapakah
yang memenangkan kompetisi, dan pemenangnya mendapat sebuah amplop cokelat
berisi kegiatan selanjutnya. Begitu pula kelompok yang lain, menerima amplop cokelat
berisi kegiatan. Yang membedakan adalah properti yang diterima masing-masing
kelompok untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah aku dan tim membaca
surat dalam amplop tersebut, ternyata kami diminta untuk membuat tiang bendera
setinggi 8,4 m yang bisa dikerek *bahasa Indonesianya apa ya dikerke, beserta bendera sekolah dari bahan dan
properti yang sudah disiapkan. Seluruh peserta menafsirkan bahwa masing-masing
kelompok akan membuat bendera dan tiangnya, jadi ada kompetisi di sini.
Kami melihat bahan apa saja yang kami terima untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, beberapa tongkat rotan, tali tambang pramuka, 3
buah gunting, 2 gulung benang jahit, 2 lembar kain flanel hijau dan orange dan karton
besar. Segera aku membagi tugas, para bapak guru membuat tiang dan ibu guru
membuat bendera. Ketika kami sedang
mendiskusikan pembagian tugas membuat bendera, tiba-tiba peserta dari kelompok
lain mengajak kami barter karena ternyata bahan-bahan yang kami terima tidak
cukup untuk menyelesaikan tugas. Kain bendera dipotong bagi dua, flanel dibagi
dan semua dibagi. Kami sepakat untuk bekerja sama membuat 2 bendera. Di luar
ruangan para bapak gurupun tampaknya berbagi bahan juga.
Setelah bendea dipotong, pola dibuat, tiba-tiba salah satu
peserta ada yang berkata bahwa bendera
yang dibuat hanya satu, karen ternyata tiang rotan tidak cukup untuk membuat 2
tiang. Jadilah aku bersama bu Neni dari SAI Sukabumi menjahit kembali bendera
yang telah dipotong jadi 2. Polapun diubah mengikuti ukuran bendera. Di luar
bapak-bapak menyambung-nyambung rotan agar tingginya mencapai 8,4m. Dan semua
selesai jam 9 malam. Tinggal mendirikan tiang dan mengerek bendera.
Ternyata mendirikan setinggi 8,4 m yang terbuat dari
sambungan rotan itu sangat ga mudah. Berbagai cara udah dilakukan, bahkan
hingga memannjat tower. Ternyata gagal. Kami terus berfikir caranya. Akhirnya Pak
Wahyu (kepsek SAI Studio Alam) sebagai observer memberi kami solusi. Solusi dicoba,
dan...oh... belum bisa juga ternyata. Kami terus mencoba dan pada kali yang
kesekian akhirnya berhasil. Tiang berdiri tegak. Langkah selanjutnya adalah
mengerek bendera.
Bendera siap dikerek, dan.. ow..ow... tali tidak bisa
dikerek. Artinya tiang yang susah payah didirikan h arus dirobohkan lagi. Setelah
diperbaiki, tiang kembali didirikan, tapi ternyata gagal dan gagal, sementara
waktu sudah menunjukkan jam 12, tengah malam. Panitia meminta kami menyudahi
saja dan melanjutkan besok pagi.
Ahad pagi setelah morning sport kami mendirikan lagi. Kambali
gagal, gagal dan gagal. Dan akhirnya pecobaan yang ke sekian kami berhasil. Penggerek[un
berfungsi.aku deg-degan melihat tiang yang melengkung, khawatir jatuh. Bendera siap dikerek. Benderapun melewati setengah tiang. Agak sedikit
lega. Tapi... tunggu, tiba-tiba gagang cangkir yang kami gunakan sebagai
pengganti katrol patah. Bendera telepas dan jatuh ke tanah. Owh my God.....
semua sontak kaget, tujuan yang hampir teraih tiba-tiba kembali gagal, padahal
tinggal dikit lagi.
Pak Roni sang leader bertanya, apakah kita mau menurunkan
tiang dan menyerah atau memperbaiki dan mengganti katrol dengan barang lain. Kami
sepakat memilih opsi kedua. Tiang kembali dirobohkan. Detelah diperbaiki dan
diganti katrol dengan carabiner, tiang kembali didirikan. Dan... seperti
sebelumnya, gagal. Tapi belum ada rasa menyerah dari kami untuk mencoba.
Alhamdulillah setelah percobaan ke-15, setelah 6 jam mencoba
tiang berdiri, bendera berhasil berkibar. tiang tegak berdiri, spontan takbir bergema, syukur terucap, dan wajah-wajah lelah itu telihat puas dan berseri. kami mengelilingi tianng, dan ternyata jika dipandang dari sisi yang berbeda, tiang tampak bengkok tak tegak berdiri. namun kami sepakat tidak menurunkanya kembali.
Berkibarlah bendera sekolahku
Berkibarlah di langit nusantara
Berkibarlah SAI
Berkibarlah sebagai kontribusi membangun generasi Rabbani
hormat bendera mengikuti arah tiang |
1 comments:
Kereen.. Kereeen.. Sangat mengispirasi..!
Posting Komentar