Bismillahirrohmanirrohim
Setelah beberapa waktu lalu aku
menulis mengenai lelaki pertama yang ku cintai karena Tuhanku, kali ini izinkan aku kembali
menumpahkan isi hati mengenai lelaki kedua yang kucintai karena Tuhanku. Dia
adalah seorang laki-laki yang telah membersamaiku sejak aku hadir ke dunia ini
dan insya Alloh hingga ajal memisahkan #aish…. Lelaki yang
tahtanya dalam rahim ibuku pernah aku gantikan. Lelaki yang menjadi tauladan,
pengayom, pelindung dan penyanyang. Lelaki yang telah berkorban apa saja demi
aku, orang tuaku dan adikku. Lelaki yang usianya berjarak 2 tahun denganku. Yupz….
Dia kakakku satu-satunya, lelaki yang biasa ku panggil Uda, Freedy Irsyamto. Dengan
izin Alloh, melalui dia ku belajar arti tanggung jawab, lewat dia aku belajar
memberi tanpa pamrih, dari dia aku belajar percaya bahwa rezeki tak tertukar
dan telah dijamin Alloh, bersamanya aku mengenal gunung, laut, sungai, alam, carrier, sleeping bag, sepatu gunung,
kamera DSLR, teknik foto dll, dari dia aku merasakan nikmatnya nonton bola
langsung di stadion, melalui dia percaya diri ku tumbuh dan keberanianku
menjelajahi kota beserta jalan-jalan tikusnya muncul, darinya aku belajar
menghargai dan mengerti arti pengorbanan, dengannya pula aku diperkenalkan
dunia luar beserta bahaya yang mengikutinya, darinya pula aku bisa merasakan
makanan modern dan barang-barang berkualitas. Darinya, karenanya, melaluinya,
ah….. rasanya tak mampu aku ungkapkan
semua kebaikan, tauladan dan contoh yang telah dia buat dan berikan. Yang jelas
dialah partner orangtuaku yang telah begitu besar berperan hingga aku berada
dalam kondisiku saat ini. Duhai Alloh, betapa besar sayang dan nikmat-MU padaku
hingga kau hadiahi aku orang-orang hebat dan besar dalam hidupku.
Masih terekam jelas dalam
memoriku saat uda berani ambil resiko dimarahi ibu karena naik becak ketika
kami pulang sekolah saat aku masih kelas 1 SD padahal kami tak bawa ongkos.
Sederhana alasannya, agar aku tak lelah berjalan. Atau ketika ia memboncengku
di sepeda dan mengajakku berkeliling komplek di sore hari atau setelah subuh di
ramadhan nan berkah di kala kecilku dulu.
Masih jelas pula ingatanku
menyimpan rekaman menyedihkan dan hingga saat ini penyesalan itu masih kurasa.
Penyesalan atas sikap dan kesalahanku yang membuat uda dimarahi ayah dan dalam
waktu yang cukup lama tak mau pulang ke rumah, berbicara dengan kami bahkan
bertatap pun ia enggan. Uda hanya mau berbicara dan bertemu dengan ibu. Owh….
Saat-saat itu adalah saat yang amat menyiksaku. Walau menyakitkan, tapi aku
menemukan hikmah berharga dari kejadian itu, dan dengan rahmat Alloh, setelah
peristiwa itu Alhamdulillah hubungan kami
justru semakin lebih baik.
Tak pernah terlupa pula
perjuangan uda untuk tetap sekolah meski harus membawa dagangan ke sekolah,
atau keikhlasannya tidak mengambil PMDK di salah satu universitas negeri agar
uda dan kedua adiknya tetap bisa sekolah. Pengorbanan yang teramat besar ketika
cita-citanya harus ia kubur dan memilih mengambil jalan lain agar tetap bisa
“jadi orang” dan bermanfaat sementara kedua adiknya tetap bisa sekolah hingga
lulus kuliah, yah…. Uda memilih untuk menjadi p***si. Sebuah pilihan yang dulu
ia hindari.
Sempat pilihan uda dipatahkan
oleh salah seorang kenalan ayah. “uang dari mana mau masuk polisi, ga mampu
lah!! Buat makan aja susah, apa lagi untuk masuk p***si. Bukan rahasia lagi
masuk p***si itu butuh uang puluhan juta, mau dapat dari mana?” ucapnya
menyakitkan hati. Tapi bukan uda namanya yang cepat patah arang dan patah
semangat. “bakal Freddy buktikan, kalo Freddy bisa masuk p***si secara murni,
tanpa uang pelicin sepeserpun” ucapnay optimis.
Di sela-sela waktu tes dan
seleksi masuk kepolisian, uda mengisinya dengan mengojek berbekal motor tua
milik ayah. Sederhana jawabannya ketika ditanya. “sayang waktunya kebuang
percuma, lagian kan bisa tambah-tambahin uang”. Bahkan uda tak pernah malu
mengojek sementara teman-temannya disibukkan dengan kongkow-kongkow atau
jalan-jalan dan bersenang-senang. “ngapain malu, toh motor yang gw pake bukan
motor curian, ngojekkan halal” jawabnya singkat saat kutanya malukah ia. Segala
puji bagi Alloh atas segala nikmat dan balasannya pada kesabaran, pengorbanan
dan keuletan uda. Uda lulus secara murni seleksi calon bintara Polri tanpa
biaya sepeserpun seperti yang didengung-dengungkan dulu. Ternyata pertolongan
Alloh itu nyata dan ternyata masih ada orang-orang jujur di tengah semerawutnya
system penerimaan “karyawan” di republic ini.
Tak
terlupakan pula olehku bagaimana cara dia melindungiku dari ku kecil hingga
saat ini, caranya memperingati hari kelahiran kami, caranya memanjakan kami.
Uda seolah tak pernah kehilangan cara demi membahagiakan keluarga ini. Semoga
Alloh selalu memudahkan semua urusanmu, meringankan segala langkahmu, menuntun
mu untuk selalu berada dalam jalan-NYA, melindungi dari segala kemaksiatan dan
hal-hal haram sekecil apapun, melindungimu dari siksa kubur dan siksa api
neraka serta membahagiakan mu di dunia dan akhirat. Dan doa terpentingku berikutnya adalah semoga Alloh anughrahkan
perhiasan dunia yang menyejukkan pandangan, yang menjadikanmu hamba-NYA yang
lebih baik, perhiasan dunia terindah yang menjaga kehormatan agama, diri dan
hartamu, yang memberikanmu Freddy-Freddy junior yang soleh dan soleha, dan yang
meringankan hisabmu di akhirat kelak. Aamiin. Aku mencintaimu karena Alloh
uda-ku.
Salah satu kue ulang tahun dari uda |
holiday with my brother and cousin |
7 comments:
Uni Rimaaa...
Keren banget foto keluarganya :)
Kakak lelaki selalu melindungi adik perempuannya ya uni ^^
Huhuhu..Jadi kangen sama abangku >_<
kirain kisah begini cuma ada dalam cerita. ternyata yang nyata juga ada ya. salam semangat buat dia yang kamu sayangi....
Zahra....
yui Zahra, kakak laki2 selalu menjaga dan melindungi adik2 perepuan mereka.. hayu sampaikan rindumu pada abang tercinta :)
om Ridwan....
yui om, ini nyata.. insya Alloh salamnya disampaikan:)
Uniii Rime... kangen ihhh cerita2 lagi, biasanya dengar cerita langsung, sekarang cuma baca tulisannya aja....,tapi sama serunya kok :)
wuidiihh...abang kamu keren rim!salam yee, hahaa :D
bunda...
kangeeeen juga ma bunda, kangen dengan petuah bijak dan ilmu kehidupannya, kangen dengan cerita penuh hikmah, kangen bisa bertukar pikiran dan kangen akan hal-hal lain. insya Alloh suatu saat kita bisa tunaikan kembali pertemuan bukan hanya sekedar lewat maya
Yunca....
he.... abangku emang keren, paling keren seduniah malah (versi gueh)... sip beres, nanti tak insya Alloh gueh sampein salamnya :)
Posting Komentar