"rim, mau ke Palembang ga, nanti malam qt berangkat, tiket pesawat dah dibeli"sms abang q di kamis siang mengangetkan q. segera q telepon beliau, katanya tiket sudah disiapkan dan tidak bisa dicancel. hadohh, benar2 membingungkan, kerja jadi ga konsen, ngajar pun jadi ga fokus.binun 7 keliling coz q ada kelas dan ada agenda lain, tapi abang, om dan tante q meminta q pergi. setelah meminta izin dari pakbos dan menghubungi pihak terkait untuk mengganti jam ngajar, akhirnya q memutuskan untuk berangkat. pulang kerja abang, om dan tante q dah menunggu dirumah, q cepet2 packing, agak bingung coz persiapannya cuma setengah jam, terlalu mendadak. belum ada persiapan apapun, karena ini semua diluar rencana. aku telah memutuskan untuk ga ikut ketika ayah, ibu dan adik ku ke Palembang sepekan lalu, tapi ternyata keluarga meminta kami semua pulang. ya sudahlah, kami menurut. akhirnya, setelah hampir 5 tahun ga pulang, akhirnya q bisa lagi silaturahim ke kota pempek ini.
kamis malam bakda Isya kami berangkat naik mobil,cz ternyata yg ikut banyak. alhamdulillah tiket pesawat yang telah dipesan bisa di cancel.selama perjalanan, kiri kanan yang terlihat hanya kebun karet, kebun kelapa sawit dan sedikit rumah warga yang hampir semu model rumahnya sama. khas kota Sumatera. jum'at sore kami sampai di Palembang, kota kelahiran ibu q. ternyata di rumah rame banget. semua keluarga sudah berkumpul. cape masih terasa, tapi melihat kebersamaan, semua lelah seakan hilang. sabtu pagi acara inti dimulai dan selesai sampai hampir asar.
hampir semua keluarga suka sepak bola, dan kebetulan hari ini ada pertandingan Sriwijaya vs Persidafon. akhirnya aku,abang, adik dan seluruh sepupuku termasuk keponakan q yang berusia hampir 2 bulan segera ngacir ke Jakabaring. 1 mobil dan 3 motor mengangut 21 orang. lumayan empel-empelan. tapi seru.
sepanjang jalan menuju jakabaring macet total dipenuhi oleh "Singamania" dan jadilah sore itu ampera berwarna hijau dan kuning. akhirnya kami sampai setelah pertandingan berlangsung dan Sriwijaya berhasil cetak gol 1-0.. 90 menit + 20 menit tambahan waktu kami habiskan untuk melihat Firman Utina dan kawan2 berlaga, hasilnya 5-0 atas Sriwijaya. jadi ga malu-maluin sebagai tuan rumah. seru abizzz. ini pengalaman pertama q nonton bola langsung, hingar bingar, euforia dan sensasinya sangat dahsyat. *rada nora' gpp, yg penting g ngerugiin orang.
Firman mencetak Gol kedua |
sebelum pulang, aku dan adik q bersama 4 adik sepupu mampir ke Ampera, foto2, bernarsis ria untuk kenang-kenangan dan bernarsis-narsis ria, coz narsis bikin eksis, he.... ampera terlihat sangat indah diwaktu malam, dengan lampu-lampu warna warni dan kembang api yang menyemarakan malam, ternyata setiap akhir pekan suasanany seperti ini. pikiran aneh bermain di kepalaq, mang pemda nya ga bangkrut yak buang2 duit untuk bakar kembang api, mending untuk kesejahteraan warganya..huft...sistem yang aneh
malam semakin larut, q mengajak adik2 untuk pulang. di tengah jalan kami terpisah, ternyata adik sepupu q pengen nunjukin beberapa tempat asik di Palembang, ada yang namanya Kambang Iwak Besak, sebuah danau buatan yang asri dan nyaman dengan pepohonan rindang dan kursi2 taman, sayang tempat senyaman ini banyak muda-mudi yang (menurut q) ga semuhrim pada nongkrong :( . tempat berikutnya adalah Kambang iwak kecik, hampir sama kek kambang iwak besak, bedanya ya sesuai nama yg satu tempatnya besar, yg satu tempatnya lebih kecil, tapi keadaanny hampir sama. lucu juga yak, kenapa mesti dibuat terpisah. setelah melewati beberapa tempat, kami pulang. ternyata di tengah jalan kami di stop polisi, ada razia. polisi nanyain surat2. q pun segera memberikan sim q dan adik sepupu q segera menyerahkan stnk motornya. polisi itu bertanya sim pada adik q cz pada saat itu dia yg mengendarai motor. q segera minta maav pada polisi, cz karena menyadari kesalahan yg membiarkan adik q mengendarai motor, padahal dy lum punya sim (baru kelas 1 SMA, KtP aja lum punya, apalagi SIM), q melakukan ini karena aku ga tau jalan, ga tau seluk beluk Palembang. Polisi itu bilang : "harusnya yang punya sim yg bawa motor". aku pun minta maav lagi. ternyata ada polisi lain (lebih senior) mempersilahkan kami jalan, karena surat2 q lengkap dan alasan bisa di terima. tapi tunggu dulu cerita lum selese, petugas polisi yg pertama merazia segera menghampiri q, sambil berbisik dia meminta uang 50.00 pada q, wew....berani juga. aku tanya padanya mana surat2 nya sebagai penguat dari sejumlah uang yg dia minta pada q, bukannya menyerahkan surat2 tersebut, polisi itu malah membentak sambil berkata:" kalo di pengedailan bianya sampe 250.000", polisi itu segera meminta kunci dan membawa motor kami, tinggalah kami bertiga mematung takjub dengan sikapnya. ternyata korupsi dan pungli memang telah mewabah hingga ke tataran paling rendah, masya ALLOH. T_T
aku segera menelpon abang q dan menceritakan kejadiannya, menurut polisi tersebut kami kena tilang karena motor kami habis pajaknya, padahal di STNK tertulis jelas masa berlaku sampai dengan 4 Febuari 2012, dan saat ini masih tgl 4 febuari 2012 dan jam pun belum menunjukkan pukul 24.00 malam, pikirku masa berlaku STNK itu masih ada, kecuali jika aku ditilangnya jam 24.01, mungkin alasannya bisa ku terima. sambil menunggu beliau datang, q intropeksi diri, apa yg salah dari kami, selain adik q tak punya SIM (padahal masalah ini sudah selesai dan kami diizinkan jalan oleh petugas yg lain). ketika q berfikir apakah kami salah jalur, cz kalan yg kami lalui 1 way, tapi seketika itu juga ada motor yang melawan arus tapi tidak di stop sama polisi. kemungkinan karena kami bertiga (adik q yg satunya masih kecil)dan dia ga pake helm. tak berapa lama kemudian lewat motor dengan 2 penumpang dan keduanya sama sekali ga pake helm, lagi2 polisi ga berhentiin mereka, huft...tebang pilih. berkali-kali aku mengajukan kemungkinan, berkali-kali pula penyangkalan itu datang dengan sendirinya. aku menyimpulkan, mungkin karena polisi melihat yg mengendarai motor usia sekolah, pasti ga punya sim, makanya kami diberhentiin.dengan begitu akan dapet "pendamaian". pemikiran cerdas yang disalah gunakan.
sekitar 30 menit kemudian, abang q datang. langsung q ceritakan semua kejadiannya. abang q segera menemui oknum polisi yang membawa motor kami,
abang : " selamat malam Pak, saya Freddy dari Polres Jakarta Selatan. ini adik saya, dia kena tilang katanya karena STNK nya mati, ini SIM dan STNK adik saya, silahkan bapak periksa, karena tanggal yang tertulis tgl 4, dan sekarangpun masih tgl 4" (bukan maksud q memanfaatkan profesi abang, tapi untuk hal seperti ini memang meminta tolong pada beliau adalah pilihan tepat)
Polisi: dengan raut panik "mav pak, silahkan urusan ini diserahkan di Polsek dan bicarakan langsung dengan Kapolsek, motor saya bawa"
abang : "kalau motor dibawa, gimana cara kami ke polsek, saya cuma bawa 1 motor, masa' kami naik motor berlima"
Polisi: "yang lain silahkan naik mobil tahanan"
rima: "Da, gw ga mau naik mobil tahanan, bukan penjahat. enak aja, masa' disuruh naik mobil tahanan"
abang: "adik saya ga boleh naik mobil tahanan, dia bukan penjahat"
Polisi: "silahkan bicarakan dengan kapolsek" sambil menunjuk seseorang yg make baju Bola
abang: "selamat malam Dan, mau minta tolong komandan, saya Freddy dari Polres Jakarta Selatan, adik saya kena tilangn. katanya karena STNK nya mati, kl menurut tgl, STNK ini belum mati. ini STNK dan SIM nya. silahkan komandan periksa"
Kapolsek: sambil memeriksa dan manggut-manggut," siapa yg bawa motornya, tolong panggil", menyuruh anak buahnya, "bisa lihat KTA nya?"
Abang: " ini dan" nyodorin KTA
sambil menunggu oknum polisi pembawa kunci, kami pun ngobrol2 dengan kapolsek. ternyata beliau ramah banget, beda sama oknum polisi pembawa kunci, semena-mena
Kapolsek: "ini kuncinya, silahkan motornya dibawa, hati2 djalan"
kami: "terima kasih Pak"
akhirnya masalah selesai, tanpa keluar uang sepeserpun, entah karena profesi yg sama, atau karena sang Kapolsek menyadari apa yg dilakukan anakbuahnya salah. entahlah. yang jelas banyak pelajaran dari pengalaman ini, semoga aku bisa menemukan hikmah yang tersembunyi agar bisa lebih baik kedepannya. aamiin
makam nenek |
the Syam's junior |
0 comments:
Posting Komentar