Minggu, 17 September 2017

September bagi Pelangi

Pelangi di Bandara Soe-Ta

September selalu membawa cerita bagi Pelangi. 6 musim yang lalu,  Pelangi mengikhlaskan Langit bersama Angin. Meski perih, ia tetap membantu prosesnya hingga Langit dan Angin menjadi raja dan ratu sehari. 

Musim terus berganti,  Pelangi kembali bertemu dengan September. Pada musim lalu, Pelangi menemukan nuansa baru di bulan september. Manis seperti cotton candy yang disukai anak-anak. Awan hadir menorehkan cerita baru dalam lembaran hidup Pelangi. Menyapanya dengan lembut, menyelimuti hatinya dengan kehangatan, melukiskan senyum dan keriangan. Bagai musim semi,  bunga-bunga subur tumbuh dan berkembang di hati pelangi. 

Adalah sebuah keniscayaan, musim semi pasti berlalu. Lumat pada roda waktu. Masapun terus bergulir. September kembali menyapa pelangi. Kali ini dengan kisah yang berbeda dengan September musim lalu. Cerita 6 musim yang lampau kembali terulang di September kali ini. Pelangi kembali harus melepaskan. Merelakan Awan merangkai hidup dengan yang lain. Namun ada rasa yang berbeda dengan 6 musim lampau. Musim kali ini dilalui Pelangi dengan datar. Ia menelisik ke relung terdalam, adakah sedih ia temukan. Ternyata tidak. kembali ia menelusuri sudut kalbu,  adakah kecewa menyapa. Oh... tak ditemukannya. Perjalanan ia lanjutkan. Adakah kehilangan bertandan di sisi hati Pelangi.  Dengan mantap pelangi menjawab,  "aku tidak merasa kehilangan karena sejatinya aku tak pernah memiliki."


***
Terima kasih kisahnya, Pelangi. Kali ini kau menyuguhi ku pelajaran tentang cinta. Kepada cinta,  terima kasih telah memperlihatkanku berbagai wajah. Tentang sakitnya jatuh cinta diam-diam; jatuh cinta sendiri. Tentang pengecut nan munafik yang hanya berani di belakang dan mengkambinghitamkan cinta. Tentang makna kepemilikan dan cinta itu sendiri. Semoga kisah kalian bisa menambah bekalku ketika suatu saat cinta menyapaku.