Kamis, 13 April 2017

Outing Batuan #Day 3

Day 3

Outing panjang di hari kedua ditutup dengan tidur malam. Kegiatan hari ketiga diawali dengan sholat subuh, alma'tsurat, dan murojaah dari Qs. Al-Mulk hingga An-Naas. Sembari menunggu santap pagi, kami sempat gegoleran. Tak lama sarapan tiba. Nasi goreng nan masih mengepul begitu menggugah selera. Dengan sekejap anak-anak membuat antrean. Tanpa menunggu lama, piring-piring berisi nasi itu kembali kosong.






Setelah sarapan dan berganti pakaian kami bersiap caving tak lupa raincoat, headlamp, helm, dan sepatu boot menggenapi perlengkapan kami. Tak butuh waktu lama, kamipun tiba di mulut gua. Kondisi gua yang minim oksigen membuat rombongan dibagi menjadi 2 kelompok. Aku, Ammar, Calvin, Fawwaz, Gavan, Aurel, dan Iffat, serta 2 orang dari tim Linggih alam memulai caving pertama. Sedangkan Pak Aris, Hakim, Lee Fael, Razan, dan Zaidan, serta tim linggih alam pada giliran berikutnya.






Aroma gua yang khas mulai menyapa indera pembau kami. Medan nan licin dan penuh tanah membuat kami ekstra hati-hati. Maklumlah, hampir semua dari kami adalah newbie dalam hal caving. Gua yang kami jelajahi adalah gua Cikarae, terletak di desa Kelapa Nunggal Citereup. Konon, di dalam gua ini terdapat ikan Karae. Ikan Karae hanya tinggal di dalam gua tersebut. Itulah sebabnya si gua diberi nama Gua Cikarae.

mutiara gua

Banyak ilmu yang kami pelajari saat caving. khususnya ornamen goa yang terbentuk dari tetesan atau air yang mengalir. Ada stalaktit dan stalakmit yang terbentuk 1 mm/tahun. Ada stodastraw yang menyerupai sedotan, atau draferis yang seperti sisir. Ada juga gordam yang bentuknya seperti terasering di lahan miring. Tak ketinggalan gorden yang bentuknya menyerupai gorden jendela. Ada pilar yang terbentuk dari pertemuan stalaktit dan stalakmit. Dan yang terunik adalah mutiara gua, sebuah gurat hitam nan bercahaya pada dinding gua.

Jangkrik Gua

Satu per satu kami mengamati apa yang ada di goa. Selain ornamen yang mengagumkan, terdapat biota goa yang unik. Hewan yang kami temui adalah jangkrik gua, laba-laba gua, udang, dan cacing. Memang sih di luar gua hewan-hewan tersebut ada, namun ada perbedaan dengan yang kami temui di dalam gua. Misalkan saja jangkrik gua, ia memiliki antena yang panjangnya 7 kali lipat dari panjang tubuhnya. Dan ini sangat berbeda dengan jangkrik di luar gua. Antena yang panjang berfungsi untuk menangkap rangsang, karena sinyal di dalam gua sulit, maka jangkrik gua membutuhkan antena yang lebih panjang dari jangkrik pada umumnya. Udang yang kami temui di gua memiliki ukuran yang lebih kecil dan tubuh yang transparan. Berbeda dengan udang yang ditemui di habitat lainnya. Masha Allah, Maha Hebat Allah yang telah mendesain bentuk dan alat tubuh sesuai dengan kebutuhan mahluknya.

istirahat setelah caving

Alhamdulillah, caving berjalan lancar sesuai rencana. Anak-anak sangat antusias dan senang. Bahkan mereka mememinta untuk kembali masuk ke gua. Namun karena sudah ada agenda selanjutnya, permintaan mereka tidak kami luluskan. Maaf ya guys. Kegiatan dilanjutkan dengan susur sungai.
briefing sebelum susur sungai

Sungai Cileungsi adalah tujuan kami. Sungai itu berjarak sekitar 5 km dari gua Cikarae. Di sana kami meminta anak-anak mengambil sample batuan, mengidentifikasinya dan di waktu yang akan datang mereka presentasikan di depan kelas. Selain itu kami juga meminta mereka mengambil batu dan mengubahnya menjadi sebuah karya seni. Kegiatan ditutup dengan bermain air di sungai. Tanpa menunda waktu, anak-anak segera menjalankan tugasnya. Tak butuh waktu lama, misi selesai, dan saat yang ditunggu-tunggu tiba, main air.










Ku lihat mereka sungguh menikmati. Ada yang berdiam diri dan membiarkan tubuhnya dibawa arus, ada yang kecipak-kecipuk di tepi sungai, ada yang bermain siram-siraman, ada yang berenang, sedangkan partnerku asik mengabadikan moment. Terlihat mereka begitu menikmati aktivitas masing-masing. Pukul 14.00 free play selesai, kami lanjut makan siang secara banjakan di pinggir sungai, dan setelah itu kami pulang ke rumah pak Eman untuk bersih-bersih dan sholat.










Setelah makan malam, kami berkunjung ke Rumah Baca Linggih Alam. Rumah Baca Linggih Alam merupakan bentuk kegiatan sosial dari Komunitas Linggih Alam kepada masyarakat sekitar yang rata-rata golongan ekonomi menengah ke bawah. Selain menyediakan buku-buku, alat peraga, mereka juga membuka pengajian bagi anak-anak sekitar. Aku dan partnerku berniat membawa anak-anak ikut dalam kegiatan Rumah Baca Linggih Alam agar mereka memiliki wawasan dan pengalaman baru. Jadilah di malam hari ditemani rinai hujan kami berkunjung ke sana. Qodarullah, rencana kami tak terwujud. Rumah Baca Linggih Alam sedang tidak ada aktivitas. Anak-anak libur karena sedang mengaji di rumah seorang ustad. Alhasil, anak-anak SD 4 hanya membaca buku koleksi Rumah Baca Linggih Alam. Malam semakin larut, kami memutuskan untuk pulang ke penginapan. Sebelum pulang kami menyampaikan titipan para orang tua siswa kepada Rumah Baca Linggih Alam. Semoga setitik tanda cinta dari kami bisa bermanfaat bagi saudara-saudara kami di sini.

Malam yang semakin larut, hujan yang turun lembut, tubuh yang telah letih, mata yang mengantuk membuat kami bersegera tidur. Dengan sigap anak-anak menata barang, menggosok gigi, dan berwudlu. Hari itu semua nampak lelah, namun terpancar rona bahagia di wajah-wajah polos para solih dan solihat di hadapanku. Oke deh guys, selamat tidur ya, besok aktivitas kita lanjutkan kembali. semoga hari kita bermanfaat.


0 comments: