Selasa, 01 November 2016

Menunggu


Agendaku hari ini bertemu dengan 2 orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Pagi-pagi sekali aku telah menyambangi instansi yang beberapa waktu ini akrab denganku. Setelah 3 jam menunggu,  tibalah giliranku. Segera ku langkahkan kaki menuju ruangan yang serba putih. Aroma khas tertangkap indera penciumanku. Setelah ku letakkan berkas pada tempatnya,  seorang petugas menghampiriku. Ternyata orang yang kutuju hanya praktek hingga jam 10.00, itu artinya,  tinggal 30 menit lagi,  dan beliau tidak dapat menerima "konsumen" lagi. Sang petugas menyarankanku untuk kembali datang pukul 13.00. subhanalloh, kembali ku harus menunggu 3 jam. agenda pertamaku gagal.

Tak mau menyia-nyiakan waktu,  segera ku jalankan agenda selanjutnya. Bertemu dengan orang penting ke dua.  Setelah berkas kembali ku serahkan pada petugas, mereka dengan sigap memeriksaku. beberapa data diambil. Dan kembali ku diminta menunggu antri untuk dipanggil. 1 jam berjalan,  namaku baru dipanggil. Sayang, bukan untuk menjalankan agenda keduaku. Sang petugas menyatakan aku tidak bisa menjalankan agenda keduaku sebelum agenda pertama terlaksana. Ku tanya sampai jam berapakah "orang penting keduaku" praktek. Ternyata beliau hanya sampai jam 12.00. begitu informasi yang ku terima. Itu artinya agenda keduaku pun tidak dapat dijalankan hari ini. Dan aku harus kembali besok. Ya salam.... tetiba sesak di dada. Terbayang wajah anak-anakku satu persatu. Sudah 2 hari ku tinggalkan mereka. Sudah dua hari aku tak membersamai mereka mengkaji ilmuNYA. Apakah besok ku harus kembali meninggalkan mereka... tapi, ini ternyata proses yang Allah berikan padaku. Semua harus dijalani.

Ku regulasi emosiku dan  rasa lelahku menunggu berjam-jam. Ku hubungi partnerku,  mengabarkan padanya bahwa aku tak bisa segera kembali. Ku titipkan anak-anak padanya. Ku yakin,  di tangannya semua terkendali.

Waktu terus berjalan. Ponselku berdering. Sebuah pesan singkat masuk. ternyata dari partnerku. Beliau mengabarkan anak gantengku menangis karena ingin pelajaran matematika. Ya Rabbi... perasaanku yang mulai lega,  kembali galau. Aku tidak sempat berpamitan dengan mereka. Aku tidak sempat menginformasikan perubahan jadwal. Tidak semua anak-anakku bisa "fine-fine" saja dengan jadwal yang berubah tiba-tiba. Terbayang di benakku wajah si ganteng yang panik karena jadwal hari ini tidak berjalan seperti biasa. Maafin aku ya bang, doakan semoga semua ikhtiar ini berjalan lancar dengan segala prosesnya yang kadang diluar harapan dan perkiraan. Insya Allah setelah urusan ini tuntas, semua akan berjalan seperti semula.

0 comments: