Sabtu, 19 November 2016

Mari menulis


wah.. ada pelatihan menulis yang diadakan oleh SAI Sabtu 19 November. aku hampir selalu tertarik dengan pelatihan menulis. entahlah, apakah ini tanda kalau aku berbakat jadi penulis. yang jelas, menulis adalah salah satu kesenanganku. lewat aksaralah aku berani vulgar mencurahkan isi hati. lewat aksara juga aku berani bermain rasa. melakui aksara ku sampaikan keinginanku. aksara juga lah yang aku pilih jika aku ingin menyampaikan saran atau masukan kepada orang lain saat aku tak bisa memverbalkannya. aksara ... oh ... aksara, aku terpikat denganmu.

Banyak hal menarik yang bisa ku pelajari dari pelatihan kali ini. ternyata selain menyalurkan minat, menjalankan hobi, dan sebagai sarana ibadah,  ternyata menulis itu banyak lebihnya. salah satunya adalah mendatangkan rezeki. apalagi kalau karya tersebut menjadi best seller. wew... dahsyat. kalau menurut Brilli Agung, zaman sekarang penulis adalah calon menantu idaman,  hehe...

Ide, adalah hal krusial yang sering menjadi momok. "bingung mau nulis apa"; " aku ga ada ide"; "mentok nih,  idenya habis", dan berbagai kalimat lain yang menyimpulkan bahwa ide adalah alasan utama orang kesulitan menulis. 

Mengutip perkataan Dewi Lestari sang Super Nova sewaktu aku pelatihan menulis setahun lalu, ternyata ide itu ada di sekeliling kita. ide selalu menghampiri kita. permasalahannya adalah,  kita peka atau tidak dengan keberadaan ide. 

Masih menurut mba Dee,  untuk menangkap ide itu kita harus menggunakan semua panca indera kita dengan baik. lihat lebih jeli sekeliling kita, dengarkan dengan seksama sekitar kita, tangkap dengan pasti aroma yang tercium oleh hidung kita, raba setiap tekstur yang menghampiri kita,  hingga coba fungsikan indera pengecap kita. niscaya,  kita akan menemukan ide itu. latih terus hingga lama-lama kita akan peka dengan ide kita.

Sedangkan kalau menurut Brilli Agung, seorang penulis yang bervisi menjadi gurunya penulis; ide itu mengetuk hati. banyak orang yang patah hati mendadak jadi pujangga. nah,  manfaatkan ini. kelolalah patah hati dan jadilah produktif. kelolalah patah hati sebagai ide yang terus mengalir untuk menulis.

Yah... apapun itu,  yang aku percaya ide itu datangnya dari Allah. so, biar dapet ide terus,  maka dekatilah Sang Pemilik ide, dan minta Dia memberikan ide, hehe...

Kalau ide sudah dapat,  maka tulislah apa yang ada di kepalamu. tulislah tanpa pernah mengedit. Menurut mba Ifa -sang novelis produktif- penulis dan editor itu 2 pekerjaan yang berbeda. jangan mengambil alih pekerjaan tersebut ketika kita sedang menjadi penulis. tulislah semua yang ingin kau tulis, jangan berhenti hanya untuk mengedit atau membaca ulang tulisanmu. serahkan urusan edit mengedit ini pada ahlinya. pekerjaanmu hanya teruslah menulis. jangan lupa,  perbanyak lah mmbaca untuk membuka dan memperluas wawasan serta meningkatkan skill menulis kita. Begitu hal yang dapat aku simpulkan.

semoga sedikit hal yang aku tuliskan ini bisa menambah semangat dan meningkatkan kemampuan kita menulis. karena bagiku,  sejatinya menulis adalah sarana berbagi, peluang kebaikan yang menjariah,  serta kesempatan menuliskan sejarah. so... mari kita ukir sejarah kita lewat aksara yang berpadu menghasilkan sebuah makna yang membawa kebaikan. semoga tulisan-tulisan sederhana kita Allah ridhoi sebagai jalan kebaikan (menginspirasi) bagi orang lain.


0 comments: