Selasa, 29 November 2016

penantian yang terjawab


akhirnya....
penantian bertahun terjawab
perjuangan sekian lama membuahkan hasil
kesabaran teramat sangat teruji

ketika pertahanan hampir tumbang
ketika semangat hampir patah
ketika asa hampir terputus

cahaya itu datang
sinar itu menyapa
pertolonganMu sungguh nyata
kuasaMu begitu terpampang

*barakalloh, tunai sudah janjimu. semoga ilmu yang diterima berkah,  bermanfaat dan menjadi kebaikan di akhirat. akhirnya pulang bawa toga

Sabtu, 19 November 2016

Mari menulis


wah.. ada pelatihan menulis yang diadakan oleh SAI Sabtu 19 November. aku hampir selalu tertarik dengan pelatihan menulis. entahlah, apakah ini tanda kalau aku berbakat jadi penulis. yang jelas, menulis adalah salah satu kesenanganku. lewat aksaralah aku berani vulgar mencurahkan isi hati. lewat aksara juga aku berani bermain rasa. melakui aksara ku sampaikan keinginanku. aksara juga lah yang aku pilih jika aku ingin menyampaikan saran atau masukan kepada orang lain saat aku tak bisa memverbalkannya. aksara ... oh ... aksara, aku terpikat denganmu.

Banyak hal menarik yang bisa ku pelajari dari pelatihan kali ini. ternyata selain menyalurkan minat, menjalankan hobi, dan sebagai sarana ibadah,  ternyata menulis itu banyak lebihnya. salah satunya adalah mendatangkan rezeki. apalagi kalau karya tersebut menjadi best seller. wew... dahsyat. kalau menurut Brilli Agung, zaman sekarang penulis adalah calon menantu idaman,  hehe...

Ide, adalah hal krusial yang sering menjadi momok. "bingung mau nulis apa"; " aku ga ada ide"; "mentok nih,  idenya habis", dan berbagai kalimat lain yang menyimpulkan bahwa ide adalah alasan utama orang kesulitan menulis. 

Mengutip perkataan Dewi Lestari sang Super Nova sewaktu aku pelatihan menulis setahun lalu, ternyata ide itu ada di sekeliling kita. ide selalu menghampiri kita. permasalahannya adalah,  kita peka atau tidak dengan keberadaan ide. 

Masih menurut mba Dee,  untuk menangkap ide itu kita harus menggunakan semua panca indera kita dengan baik. lihat lebih jeli sekeliling kita, dengarkan dengan seksama sekitar kita, tangkap dengan pasti aroma yang tercium oleh hidung kita, raba setiap tekstur yang menghampiri kita,  hingga coba fungsikan indera pengecap kita. niscaya,  kita akan menemukan ide itu. latih terus hingga lama-lama kita akan peka dengan ide kita.

Sedangkan kalau menurut Brilli Agung, seorang penulis yang bervisi menjadi gurunya penulis; ide itu mengetuk hati. banyak orang yang patah hati mendadak jadi pujangga. nah,  manfaatkan ini. kelolalah patah hati dan jadilah produktif. kelolalah patah hati sebagai ide yang terus mengalir untuk menulis.

Yah... apapun itu,  yang aku percaya ide itu datangnya dari Allah. so, biar dapet ide terus,  maka dekatilah Sang Pemilik ide, dan minta Dia memberikan ide, hehe...

Kalau ide sudah dapat,  maka tulislah apa yang ada di kepalamu. tulislah tanpa pernah mengedit. Menurut mba Ifa -sang novelis produktif- penulis dan editor itu 2 pekerjaan yang berbeda. jangan mengambil alih pekerjaan tersebut ketika kita sedang menjadi penulis. tulislah semua yang ingin kau tulis, jangan berhenti hanya untuk mengedit atau membaca ulang tulisanmu. serahkan urusan edit mengedit ini pada ahlinya. pekerjaanmu hanya teruslah menulis. jangan lupa,  perbanyak lah mmbaca untuk membuka dan memperluas wawasan serta meningkatkan skill menulis kita. Begitu hal yang dapat aku simpulkan.

semoga sedikit hal yang aku tuliskan ini bisa menambah semangat dan meningkatkan kemampuan kita menulis. karena bagiku,  sejatinya menulis adalah sarana berbagi, peluang kebaikan yang menjariah,  serta kesempatan menuliskan sejarah. so... mari kita ukir sejarah kita lewat aksara yang berpadu menghasilkan sebuah makna yang membawa kebaikan. semoga tulisan-tulisan sederhana kita Allah ridhoi sebagai jalan kebaikan (menginspirasi) bagi orang lain.


Senin, 14 November 2016

Purnama

Purnama kembali menyapaku. Menemani ku menyusuri jalan-jalan lurus di atas roda yang berputar. Ku pandangi ia dalam diam,  tampak bulat penuh sempurna dan terlihat lebih besar. Indah sekali. Belakangan baru aku tahu purnama kali ini adalah supermoon yang baru akan terulang kembali tahun 2034. 

Purnama ... ku tatap kau lekat-lekat. Seolah kita sedang berdialog berdua. Meski hanya lewat kalbu,  ku sampaikan semua kesah dan kelu ku padamu. Anganku,  kau mendengar semua ceritaku walau terkadang awan menyembul di antara kita.

Purnama ... penat aku melihat ini. sesak terasa menghadapinya. Seolah semua laku tersalah. Teranggap semua lamban dan gagal. Bak pesakitan terdampar di pinggir jalan dihiasi tatap sinis dan ucapan yang menghujam dalam.

Purnama ... terima kasih telah menemani. sinar lembutmu menentramkanku di peraduan.

Sabtu, 05 November 2016

saat ....



saat tawamu menemani hari-hariku
aku merasa menjadi lebih baik
saat wajah cerahmu menyapaku
aku merasa dukungan itu ada
saat matamu menatap lekat
aku merasa kekuatan mengalir dalam diri
saat pertanyaanmu beralamat padaku
aku rasakan perhatian itu nyata
saat tawaranmu kau tujukan padaku
aku rasakan pedulimu menghujaniku


*terima kasih untuk yogurtnya. semoga Allah ridho denganmu.

Selasa, 01 November 2016

Menunggu


Agendaku hari ini bertemu dengan 2 orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Pagi-pagi sekali aku telah menyambangi instansi yang beberapa waktu ini akrab denganku. Setelah 3 jam menunggu,  tibalah giliranku. Segera ku langkahkan kaki menuju ruangan yang serba putih. Aroma khas tertangkap indera penciumanku. Setelah ku letakkan berkas pada tempatnya,  seorang petugas menghampiriku. Ternyata orang yang kutuju hanya praktek hingga jam 10.00, itu artinya,  tinggal 30 menit lagi,  dan beliau tidak dapat menerima "konsumen" lagi. Sang petugas menyarankanku untuk kembali datang pukul 13.00. subhanalloh, kembali ku harus menunggu 3 jam. agenda pertamaku gagal.

Tak mau menyia-nyiakan waktu,  segera ku jalankan agenda selanjutnya. Bertemu dengan orang penting ke dua.  Setelah berkas kembali ku serahkan pada petugas, mereka dengan sigap memeriksaku. beberapa data diambil. Dan kembali ku diminta menunggu antri untuk dipanggil. 1 jam berjalan,  namaku baru dipanggil. Sayang, bukan untuk menjalankan agenda keduaku. Sang petugas menyatakan aku tidak bisa menjalankan agenda keduaku sebelum agenda pertama terlaksana. Ku tanya sampai jam berapakah "orang penting keduaku" praktek. Ternyata beliau hanya sampai jam 12.00. begitu informasi yang ku terima. Itu artinya agenda keduaku pun tidak dapat dijalankan hari ini. Dan aku harus kembali besok. Ya salam.... tetiba sesak di dada. Terbayang wajah anak-anakku satu persatu. Sudah 2 hari ku tinggalkan mereka. Sudah dua hari aku tak membersamai mereka mengkaji ilmuNYA. Apakah besok ku harus kembali meninggalkan mereka... tapi, ini ternyata proses yang Allah berikan padaku. Semua harus dijalani.

Ku regulasi emosiku dan  rasa lelahku menunggu berjam-jam. Ku hubungi partnerku,  mengabarkan padanya bahwa aku tak bisa segera kembali. Ku titipkan anak-anak padanya. Ku yakin,  di tangannya semua terkendali.

Waktu terus berjalan. Ponselku berdering. Sebuah pesan singkat masuk. ternyata dari partnerku. Beliau mengabarkan anak gantengku menangis karena ingin pelajaran matematika. Ya Rabbi... perasaanku yang mulai lega,  kembali galau. Aku tidak sempat berpamitan dengan mereka. Aku tidak sempat menginformasikan perubahan jadwal. Tidak semua anak-anakku bisa "fine-fine" saja dengan jadwal yang berubah tiba-tiba. Terbayang di benakku wajah si ganteng yang panik karena jadwal hari ini tidak berjalan seperti biasa. Maafin aku ya bang, doakan semoga semua ikhtiar ini berjalan lancar dengan segala prosesnya yang kadang diluar harapan dan perkiraan. Insya Allah setelah urusan ini tuntas, semua akan berjalan seperti semula.