Senin, 10 Oktober 2016

Susur Pantai; bersama kalian, upgrading rasa liburan

Akhirnya tiba juga waktu yang telah diagendakan sejak awal tahun ajaran, yups upgrading fisik bagi guru-guru. Awalnya aku sedikit tak bersemangat menghadapi surpan kedua ku ini selain karena kondisi fisik yang sedang tidak fit,  tidak lengkapnya 2 orang temanku juga sedikit mempengaruhi semangat. Jadilah aku baru packing malam hari. Dengan BismiLlah kembali kuluruskan niat dan ku jalani dengan senang.

Senin pagi kami bersebelas pergi menuju Cibangban,  Pelabuhan Ratu dengan diantar oleh Pak Leo (orang tua Fariz) dan pakde Gavan. Kami dipecah menjadi 2 kelompok untuk menaiki mobil. Aku semobil bersama Pak Aris,  Pak Fatwa, Bu Rila,  Bu Dian, dan bu Zainab. sedangkan Pak Ilham, Bu Rina,  Ms Nur, dan bu Nina naik mobil pakde Gavan. Pukul 09.00 kami baru berangkat dari sekolah. Perjalanan kami dihibur oleh celotehan Fariz yang bertanya banyak hal dan tidak selesai-selesai. Mulai dari dinasaurus,  tumbuhan omnivora, ikan piranha hingga tebak-tebakan. Tak sedikit tawa riang terdengar meramaikan mobil yang aku tumpangi. Kalau geng nya pak Ilham, entahlah ... keseruan apa yang terjadi di sana. Yang jelas,  aku yakin perjalanannya menyenangkan.


Pukul 14.00 kami beristirahat di masjid At-Taqwa daerah Cikidang. Setelah sholat dan makan siang, perjalanan kami lanjutkan. Kami tiba di Cibangban sekitar pukul 16.30. setelah menyapa kepala sekolah dan teman-teman dari SAI Studi Alam, kami segera berlarian ke pantai menikmati deburan ombak dan tiupan angin yang menyambut kehadiran kami. Tanpa tendeng aling-aling, kami segera mengabadikan moment meski hanya lewat kamera hp dan camera digital. Keseruan berakhir setelah azan maghrib berkumandang.

Perjalanan panjang kami untuk surpan baru di mulai selasa pagi. Pukul 06.30 kami mulai berjalan. Meski carier yang beratnya melebihi sepertiga berat tubuh kami, perjalanan tetap kami sambut dengan ceria dan tentu saja tak ketinggalan foto-foto di setiap tempat yang bagus.


Susur pantai itu betul-betul menantang dan melatih daya tahan. Medan yang kami lalui bukan hanya pantai yang rata,  pasir yang halus atau ombak yang menyapa lembut. Melainkan bukit yang menjulang,  tanjakan yang sangat curam,  bebatuan cadas,  tebing tinggi,  karang tajam,  sungai yang cukup deras,  jurang yang mengancam hingga tanah licin yang membahayakan. Bukan hanya mental dan kekuatan fisik yang diuji, tetapi juga solidaritas,  rasa sepenanggungan hingga ego yang harus ditekan.

Tak semua dari kami memiliki fisik yang kuat. Tak semua dari kami dalam kondisi sehat dan bugar. Tak semua dari kami memiliki kesiapan yang paripurna. Tak semua dari kami terbiasa dengan perjalanan jauh dengan medan yang menantang, dan tentunya kami semua memiliki ritme dan kecepatan berjalan yang tidak sama. Jadilah kesepakatan kami adalah harus selalu bersama dan menjaga dalam kondisi apapun.



Bagi yang cepat,  harus rela memperlambat langkah. Sedangkan yang lambat,  harus berjuang lebih bersegera demi keseimbangan perjalanan dan waktu yang efektif. Perjalanan ini harus berpacu dengan waktu karena alam tak menunggu kesiapan kami. Ketika air pasang,  maka ia tak perlu menunggu kesiapan kami menghadapi pasangnya pantai. Begitupun ketika langit mendung dan hujan turun deras tanpa permisi dan menunggu kami siap memakai rain coat. Bagiku surpan kali ini benar-benar upgrading fisik, hati,ukhuwah,  dan mental.


Perjalanan yang kami lalui benar-benar membuat ikatan dan hati ini semakin berpaut dan berpadu. banyak moment indah yang kami alami,  cerita manis yang kami jalani,  canda yang tercipta,  tawa renyah nan membahana,  hingga air mata mengalir lirih.




Masih terekam jelas dalam memori ku bagaimana kami harus saling menjaga, saling berbagi,  hingga saling berlapang dada. Ada moment di mana kami harus berbagi minum satu botol air mineral untuk 11 orang. Memanjat pohon kelapa dan mengambil buahnya lalu kami kumpulkan air dan dagingnya untuk dinikmati bersama. Membawakan carier teman yang cidera karena terjatuh di karang. Meminjamkan sendal gunung pada teman yang sepatunya jebol (terimakasih bu zae, atas pinjaman sendalnya). Mendirikan tenda dan bermalam di atas bebatuan. Menikmati indahnya lukisan alam. Makan, memasak di samping karang hingga menjemur pakaian di atas pasir dan karang sembari rehat makan siang di tengah perjalanan. Berenang riang dan bergulung ombak,  hingga mengubur Pak Ilham dan membentuknya seperti putri duyung. Bermalam di atas pasir putih nan lembut hingga makan di atas saung beralaskan pelepah pisang dan sarapan di tepi pantai satu tampah bersama. Masya Allah... benar-benar indah nya ukhuwah begitu terasa. Benar-benar moment indah begitu terekam dalam ingatan. Meski lelah, meski cidera, namun senyum bahagia dan penuh syukur tergambar di wajah-wajah kami. Bagaimana diri kami,  saat itu benar-benar terlihat. Yang di sekolah terlihat kaku dan pendiam ternyata lucu dan rame. Ada yang terlihat acuh,  ternyata begitu care dan peduli. Namun ada yang memang tidak berubah, begitulah adanya baik di sekolah maupun di perjalanan, sama aja baiknya.



Malam terakhir kami lalui dengan makan malam di saung warga sekitar dengan beralaskan pelepah pisang. Kami refleksi kegiatan beberapa hari ini. Satu per satu cerita mengalir lancar dari lidah-lidah kami. Tak jarang gelak tawa menghiasi. Dan... moment mengharukan itu tiba,  saat di mana salah satu dari kami menyampaikan kalimat perpisahan karena harus pindah tugas ke SAI Meruyung. Ada butiran hangat mengalir dari sudut mata kami. Senyum perpisahan yang terasa getir. Pelukan hangat yang terasa berbeda. Kawan .... harapku semoga tautan ini tetap terjaga. Ikatan ini tetap mengakar.


Perjalanan kami 4 hari berakhir sendu karena ternyata itu adalah moment terakhir kami bersama mrs Nur. Namun semangat kebersamaan itu masih terasa. Harapku semoga ikatan itu terus padu,  hati itu terus terpaut,  kekompakkan itu terus terjaga. Because we are family. Bersama kita saling mengingatkan dan menasehati dalam taqwa. Bersama kita bagi beban dan saling meringankan. Bersama kita berlomba dalam kebaikan. Bersama kita menjalani amanah melahirkan generasi pemimpin nan berahlak mulia. Bersama kita berjuang memajukan sekolah yang kita cintai. Bersama kita membangun peradaban. Bersama kita di syurgaNYA. Karena kebersaman adalah kekuatan kita.

Kepada Bu Pipin dan Sekolah Alam Indonesia, terima kasih telah mengadakan surpan tahun ini. kepada Pak Leo dan Pakde, terima kasih telah mengantar dan menjemput kami. Kepada kalian,  guru-guru hebat; teman seperjuangan; saudara sepenanggungan, terima kasih atas segala kebaikan, pertolongan, rasa nyaman, rasa aman, dan semua hal dalam perjalanan ini. Semoga Allah ridho dengan apa yang kita lakukan. mohon maaf lahir batin atas semua salah dan khilaf yang terjadi.

4 comments:

Anonim mengatakan...

Seru banget un ^^

Rima Aulia mengatakan...

iya za, seru dan mengesankan banget

surya maulana mengatakan...

rindu liburan

Rima Aulia mengatakan...

semiga kerinduannya terwujud