Jumat, 30 September 2016

23 September


Tahun ini aku mulai menyukai tanggal 23 september yang sejak tahun 2011 aku membenci tanggal itu. Tentunya ada sesuatu yang membuatku menjadi membenci dan menyukai 23 september. Semakin benarlah bahwa hati itu bisa bolak balik. Aku yang dulu membenci 23 september,  sekarang jadi bahagia bila ingat tanggal itu.

Jadi ceritanya tanggal 23 september itu aku membuat selai kacang. Itu selai kacang pertama yang aku buat. Bermodal baca-baca resep di internet dan tanya-tanya, akhirnya ku beranikan membuatnya karena memang mau tidak mau suka tidak suka aku harus membuat.

Jadilah siang itu aku membuat selai kacang sambil di temani dia yang hanya menatap. Entah apa yang ada di fikirannya. Bisa jadi dia ragu dengan uji cobaku, atau justru sebenernya dia yang ingin melakukannya, haha... entahlah.

Seperti seorang anak kecil yang tak sabar menanti permen yang dijanjikan,  begitulah ekspresinya menatap blender yang tengah melumat halus kacang-kacang goreng menjadi selai. ucu melihat ekspresinya. 
"karena saya suka banget sama kacang,  jadi selai kacang ini pasti saya suka banget. jadi ga sabar pengen nyoba" begitu jawabnya saat ku tanya mengapa ekspresinya begitu.

Tak lama,  kacang-kacang itu telah halus dan berubah menjadi selai. Ku minta ia mencicipi nya,  apakah ada rasa yang kurang. Dengan wajah sumringah,  ia segera menjilat jarinya yang telah ku tetesi selai kacang.
"ehm... enak buaanget" ucapnya dihiasi senyum mengembang. "asli... ini enak banget" kalimatnya kembali diulang.

Waw... bahagianya aku hari itu. Dia suka dengan buatanku. Bahkan berkali kali dia berkata bahwa selai kacang buatanku enak. Ekspresinya itu loh... aku ga nahan. Sumpah,  lucu banget seperti anak kecil yang kegirangan mendapatkan ice cream kesukaan.

Akhirnya selai kacang ku selesai. Segera ku salin dan ku pindahkan pada sebuah wadah. Ketika aku sedang membersihkan sendok blender,  dia berkata:
"sini saya yang bersihin,  saya jilatin sendoknya" ucapnya diiringi tawa renyah.
"serius,  mau?" tanyaku sedikit terkejut
"maulah,  mau banget" jawabnya
"kalau boleh, selai kacang yang di blendernya juga jangan bersih-bersih, biar saya yang bersihin" sambungnya lagi.
"owh... oke... siap,  blendernya ga saya bersihin" ucapku sembari menahan tawa.
Dan... sesuai janjiku padanya,  selai kacang itu tidak aku bersihkan. Aku tinggalkan dalam blender dan segera kuserahkan padanya. Benar!! ternyata dia segera mengambil sendok dan menyendok selai kacang dalam blender. Lahap sekali ia memakannya sambil sesekali tersenyum dan berkata "selai kacangnya enak banget. saya suka"

Duhai.... bahagia itu sederhana, sesederhana melihatnya menyantap lahap selai kacang buatanku dengan wajah cerah sumringah dan senyum yang terus mengembang. Terima kasih ya,  sudah rubah 23 september menjadi tanggal yang membahagiakan bagiku.

Minggu, 25 September 2016

nada cinta dari guru-guru mungil ku

Saat menjelang pelajaran matematika

boy 1: "Bu Rima,  bu Rima suaranya kenapa? habis ya? minum dulu bu,  biar tenggorokannya enak trus suaranya gak hilang lagi. ayo bu minum air putih dulu. ibu harus banyak minum. kata ibu aku,  kalau sakit tenggorokan minum a*d*m *a*r*. bu Rima harus minum obat ya".

boy 2: "hey...fokus,  bu Rima suaranya sudah hilang,  janga berisik"

boy 3: " ibu minum obat ya"

boy 4: "bu Rima cepet sembuh ya"

Setelah muroja'ah hafalan

kebiasaan di sekolah kami sembari menunggu azan zuhur adalah muroja'ah hafalan yang disambung dengan doa. ketika salah satu guru sedang memimpin doa, tetiba dengan terbata seorang anakku "nyeletuk"

boy 5: " bu doain bu Rima biar cepet sembuh,  biar suaranya ga hilang lagi"

masya Allah..... NikmatNYA yang manakah yang kau dustakan. ternyata begitu banyak cinta tercurah dari guru-guru mungilku. terimakasih perhatiannya kiddos.... semoga Allah selalu menjaga kesehatan kalian.

#selaluadaceritadiSAICibinong

Sabtu, 24 September 2016

Hari Bersama Al


Berdebar dalam sabar
Bercengkrama dalam sunyi
Berusaha tenang meski menggelegar
Berpura membisu walau mulut bernyanyi

Seperti danau yang tak selalu bisa kukunjungi
Rasa juga perlu kerelaan
Tak selalu seperti yang ku mau
Ia bisa saja datang tiba-tiba
Kemudian pergi tanpa bicara
Mungkin itu sudah sifatnya

Dan hari ini,  kita lewati berdua
Sedari kehangatan mentari yang menyapa
Hingga fajar pun menjelang
Meski lelah menyambang
Hingga kantuk yang meradang
Membersamaimu jadi yang utama

Mungkin,  bila ku kuasa
Kuputuskan untuk menghentikan waktu
Agar ianya tak menjeda
Lalu kisah tak hanya sekedar semu

Kapankah kita kembali bercerita
Merasakan derapan langkah yang berderit
Menikmati bayu yang semilir
Mendengarkan alunan dedaunan yang saling bergesek


Al... terima kasih telah menemaniku melewati hari yang mempesona. ku nantikan kesempatan ini terulang, lagi,  kembali, dan terjadwal.

Kamis, 22 September 2016

Yey... Abang bisa rappling

Hari ini happyyyyy banget... si gantengku berhasil rappling saat outbound. Biasanya saat out bound,  siganteng butuh persuasi dan prolog yang puanjang banget plus kalimat-kalimat motivasi yang membuatku hampir kehabisan kata. Terkadang air matanya keluar dengan derasnya. Tak jarang jeritan yang melengkingpun keluar memecah hari yang semakin terik.

out bound selalu jadi momok baginya. Tubuhnya yang besar dan berat membuatnya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan setiap tantangan out bound. Belum lagi instalasi yang tinggi dan penuh hazard, membuatnya semakin takut. Dan peraturan yang berlaku di sekolah adalah setiap anak wajib menyelesaikan tantangan out bound. Namun setiap anak bisa menentukan target dan tujuan sesuai kemampuan maksimal mereka.

Hari ini cerita berbeda. Meski diawal siganteng menyatakan rasa takutnya dan sibuk meregulasi emosinya.
saya: ada apa bang?
si ganteng: aku takut bu. itu tinggi sekali
saya: owh..iya sih bang,  tinggi sekali. aku juga dulu takut saat pertama rappling dari sini. 
Lalu kami hanya diam. aku hanya menatap matany kemudian merangkul pundaknya. Tanpa kata. Tanpa motivasi. Tanpa persuasi. Tanpa prolog.

Tak lama kemudian,  tanpa ku minta si ganteng mengambil dan memakai seat harnes dengan kesadaran sendiri. Ia mendakati pohon jati setinggi 10 meter itu. Dipandangnya tangga kayu yang terpancang di pohon jati. Mungkin ia sedang menguatkan tekadnya. Menit berselang,  lewat bahasa tubuhnya ia menyatakan untuk menyelesaikan tantangan. Dengan bersegara Pak Aris partner ku, segera memasang figure 8 dan karabiner pada seat harnes yang dikenakannya.

Dipanjatnya tangga kayu hingga ketinggian yang telah ditentukan. Tak perlu waktu lama. Tak perlu kalimat mengular. Tak perlu motivasi yang menggugah. Si ganteng rappling dengan sendirinya.



diayun,  hadiah yang diberikan atas keberhasilannya

Masha Allah...... si ganteng berhasil. Ia berhasil menyelesaikan tantangan dengan mandiri dan tanpa air mata. Aku bahagia menyaksikan senyum lebar yang mengembang di wajahnya nan menggemaskan. Selamat ya bang. Abang hebat. Abang berhasil. Prestasimu hari ini, luar biasa. Semoga pengalaman berhasil ini sebagai langkah awalmu menjemput keberhasilan-keberhasilan berikutnya.

#selaluAdaCeritadiSAICibinong

Selasa, 13 September 2016

outing SD 4Ibnu Rusyd

belajar tak melulu di sekolah
belajar tak harus di dalam kelas
belajar tak selamanya hanya mencatat
belajar tak hanya teori

di sini kami belajar dengan cara lain
membuat science jadi menyenangkan dan segurih keju mozarella






terimakasih LIPI atas ilmu pembuatan keju mozarella,  pemerahan sapi, dan pembuatan yogurtnya. banyak hal yang kami pelajari kali ini

#PembuatanKejuMozarella
#pemerahan sapi
#pembuatan yogurt
#outingBioteknologiLIPI
#SD4IbnuRusyd
#science_perubahanMateri
#SAICibinongPenuhMakna