Sabtu, 28 Mei 2016

tahu isi itu belum selesai

sudah memiliki rasa sebelum bertemu,  itu yg kualami. maka ketika pertama ku lihat dirinya,  dada berdegup kencang. Rabbi... inikah dia? pertanyaan itu terus menghantui diri.

semakin hari rasa itu kian subur. semakin rajin pula ku bertanya pada Sang Maha Tahu,  benarkah dia orangnya? semakin sering pula dia hadir di mimpiku.

aku tak tahu,  mengapa dia menjadi demikian menarik bagiku. pun sebelum aku bersua dengannya. yang aku tahu,  aku hanya ingin terus bisa memandangnya. meski harus mencuri pandang.

rasa itu makin mendalam, kian hari perjuanganku makin berat untuk mengendalikannya. walau apapun yg ada dalam hati,  aku tetaplah harus profesional. bahkan lebih dari itu,  aku takut Tuhanku marah akan rasa yang belum waktunya. jadilah sore hari itu tangisku pecah. dadaku kian sesak. tak ku hiraukan pertanyaan teman2 yang nampak peduli denganku. tak mungkin ku ceritakan apa yang terjadi. aku malu!

ku mulai cari tahu tentang dirinya. ku lihat informasi terbaru dari sosial media miliknya. akupun berteman dengannya. hampir tiap hari kukunjungi sosial media miliknya,  hanya untuk mencari tahu informasi tentangnya. gerak geriknya selalu menjadi rasa ingin tahuku.

hari terus berlari,  aku mulai ragu dengan yakinku. namun mimpi yang kian jelas menghampiriku hampir tiap malam. ditambah beberapa kejadian. aku kembali berharap.keyakinanku kembali mantap.

aku mulai galau. aku terlalu cinta dengan lembagaku,  dan aku tak ingin meninggalkannya. akupun tak ingin lembagaku kehilangan orang sekualitas dia. seorang teman menyarankanku bercerita pada pimpinanku. mungkin beliau punya solusi. ah... tidaklah,  aku tak mau menambah beban pikiran beliau. belum tentu apa yang ku rasa ini benar. belum tentu mimpi2 itu adalah petunjuk. bisa jadi itu hanya anganku yang dimanfaatkan syetan. dan rasa yg ada dalam hati,  hanya kamuflase dari usia yang semakin bertambah namun dien belum tergenapkan.

perjuanganku terasa berat. coba kutepis semua rasa. coba ku acuhkan semua tentangnya. namun,  makin ku mendalam.

belakangan ku mulai curiga dengan sikapnya pada seorang teman. ku merasa,  dia memiliki rasa pada temanku. ku amati sosial media milik temanku,  semua status temanku diresponnya. Rabbi.... aku cemburu...... aku cemburu!! ingin rasanya teriakan itu kusampaikan padanya. sayang,  semua itu harus kupendam sendiri.

ternyata ujianku bertambah. ku harus kendalikan rasa,  kendalikan sikap dan profesionalitas, kendalikan hati yang berharap dan sekarang ditambah kendalikan cemburuku.

disuatu sore,  aku berkelakar dengan pimpinanku. beliau memberikanku sebuah teka-teki tentang tahu isi. jawaban dari teka teki itu sangat mendalam bagiku. deg.... sepertinya semesta berperan. apakah ini petunjuk bagiku bahwa memang keyakinanku selama ini salah. ah sudahlah... bisa jadi ini hanya kelakar renyah disore hari.

berjam berganti,  tanpa sadar di ruangan tinggal aku, pimpinan dan dia. kami bergurau dan bercanda riang. spontan ku berikan teka teki tahu isi itu padanya. Rabbi, aku tak bisa kontrol. emosiku bermain. teka teki itu bukan sekedar gurauan renyah bagiku,  itu adalah ungkapan hatiku padanya....bagiku urusan tahu isi itu belum selesai,  ku ingin dia tahu. namun kumalu dengan Tuhanku....

1 comments:

neno eno mengatakan...

kudu tahu dulu niy teka teki tahu isi tuh apa hihihi