Jumat, 23 Januari 2015

cerita kaus kaki di SAI CIbi

bismillahirahmanirrohim...

kaus  kaki, sebuah benda kecil yang hampir sering teracuhkan bagi kaum hawa; apalagi dimusim hujan seperti sekarang. di Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cibinong benda tersebut mempunyai cerita, setidaknya tiga tahun ini kudapati cerita berbeda namun serupa terkait kaus kaki, yuk mari cekidot...

#1. Kaus kaki untuk Bu Dian (TA 2012-2013)

tutup aurat... tutup aurat 
ayo teman-teman tutup aurat
agar Allah sayang semua juga sayang mari kita tutup aurat
untuk laki-laki batas auratnya dari pusar hingga lutut kaki
untuk perempuan batas auratnya dari rambut hingga ujung kaki
"Tutup Aurat" by Green Voices SAI 

Hampir setiap hari lagu tersebut diputar ketika TK-A Padi sedang belajar tema pakaian; yang salah satu tujuan utamanya adalah memahamkan anak tentang batas aurat dan kewajiban menjaga aurat. dan lewat penmbelajaran yang menarik dan lagu tersebut kewajiban menutup aurat begitu mudah dipahami anak-anak. 


Adalah Bilal, seorang siswa yang begitu teliti dan perhatian pun bagi hal-hal yang terkadang kitapun lalai. pagi itu dengan wajah berseri Bilal membawa sebuah hadiah bagi guru tersayangnya, sebuah kaus kaki berwarna krem.


"ini untuk bu Dian, supaya aurat bu Dian ketutup semua, kan kaus kaki bu Dian sudah bolong. kan aurat perempuan dari rambut sampai ujung kaki. kalo kaus kaki bu Dian bolong, kan kaki bu bu Dian jadi kelihatan sedikit" ucapnya dengan polos

sang guru menerima kaus kaki tersebut dengan mata berkaca dan haru yang mendalam. ternyata Bilal meminta kaus kaki baru milik ibunda nya untuk diberikan pada sang guru di sekolah agar aurat sang guru terjaga, termasuk dari lubang kecil kaus kaki.. 

*Kisah pagi hari yang langsung ku dengar dan membuat haru dalam kalbu


 #2. Kok bu Rima ga pake kaos kaki (Ta 2013- 2014)

pagi itu sebelum kelas dimulai ku sempatkan berwudlu untuk menyedekahkan tubuhku sesuai sunah sang Nabi. semua guru laki -laki di sekolahku sudah berada di kelasnya,tak apalah tak kupakai kaus kaki untuk ke kelas, toh toilet ke kelas hanya berjarak 2 meter, ucapku pada diri sendiri.


ketika sampai ke kelas, Hafiy siswaku, seorang bocah 3 tahun menatapku dengan heran. 

"ada apa Fiy?" tanyaku heran.
"kok bu Lima ga pake kaos kaki, emangnya kaki bu Lima bukan aulat?" tanyanya dengan cadel. pertanyaannya membuatku terdiam sejenak.
"kaki bu Rima aurat Fiy, tapi kan aku abis wudlu dan mau sholat, jadi aku ga pake kaus kaki deh" ucapku membela diri
"owh kalo abis wudlu dan mau sholat boleh ga pake kaos kaki ya bu Lima?" tanyanya antusisas
"kalau tidak ada laki-laki dewasa yang haram melihat aurat perempuan, maka boleh ga pake kaus kaki Fiy" jawabku sembari memangkunnya
"owh gitu bu Lima, belalti kalo aku udah dewasa dan bu lima habis wudlu telus ada aku, bu lima halus pake kaus kaki ya bu Lima?. Aku ngerti sekalang" balasnya panjang lebar dan ku jawab dengan senyum sambil memuluk tubuh nya yang semakin meninggi.

#3. Belajar dari Kehara (TA 2014-2015)




Si mungil ini senang sekali pakai kaus kaki. -Ah bukannya biasa aja? Kalau sekolahkan pakai kaus kaki dan sepatu.- tidak, tidak biasa di sekolah kami . sekolah kami tidak mewajibkan seragam dan bersepatu seperti sekolah pada umunya. di sekolah kami boleh memakai sepatu sendal, hanya saja bagi wanita yang telah baligh wajib memakai kaus kaki.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tema pakaian kembali dipilih oleh TK-A. ada satu yang menarik dari tema pakaian tahun ini. Keyhara, siswa mungil di kelas ini sangat senang memakai kaus kaki, dan ketika dikonfirmasi ke guru TK-A ternyata Keyhara mulai pakai kaus kaki, setelah dijelaskan batas aurat pada tema pakaian di Tk-A. Dan dia memakainya karena kemauannya sendiri.


Masya Allah, begitu mudahnya bocah-bocah mungil itu menerima perintah Sang Pencipta, semoga pelajaran yang mereka berikan membuat kami istiqomah menjaga aurat termasuk istiqomah menggunakan kaus kaki.

0 comments: