Senin, 14 Juli 2014

Ramadhan kali ini ...

Bismillahirrohmanirrohiim

Ramadhan kali ini sungguh berbeda, belum tentu terulang pada tiap tahunnya. Pemilu presiden lengkap dengan segala onak, duri, caci,maki, fitnah, sanjung, hingga pujian yang melangit bak seorang nabi tertuju pada sang capres pilihan, ooh... lupakah mereka bahwa capres pilihannya hanya manusia biasa yang pasti punya salah, lemah, khilaf dan dosa. atau tak tahukah mereka bahwa capres kubu sebelah bukanlah setan yang layak dicaci maki hingga tak ada celah kebaikan secuilpun darinya?

Lupakah mereka bahwa pengetahuan mereka hanya terbatas, sementara Sang Maha Tahu tak pernah tidur dan tak pernah luput mengawasi gerak-gerik sang capres hingga setitik noktah hitam yang tersembunyipun diketahui NYA. lupakah mereka pada Firman-NYA bahwa yang baik menurut hamba belum tentu baik menurut NYA dan begitu pula sebaliknya. lupakah mereka bahwa IA lah sebaik-baik pembuat makar. lupakah mereka bahwa setiap hamba hanya bisa berencana sementara ketetapan NYA lah yang mutlak terjadi.

Kini pemilu presiden telah usai, dan Ramadhanku kembali dikejutkan dengan sesuatu yang berbeda.tanah suci saksi sejarah isra' Mi'raj kembali terluka, darah kembali membanjiri, deru desing peluru kembali menghiasi diantara lantunan tilawah dan tangisan memilukan. tanah yang telah dibebaskan Umar bin Khatab itu kembali ternista, tanah yang telah direbut Salahudin Al-Ayubi itu kembali terjajah. masjid suci sang kiblat pertama pun terkotori oleh kaum zionis. sementara.... kami di sini masih ribut dengan quick count dan real count. masih sibuk dengan klaim kemenangan sepihak.

Ramadhan pun membawa cerita berbeda di belahan bumi Allah yang  lain. saudara-saudara muslim di Rohingya yang terus terlunta, terusir dari rumahnya sendiri; saudara-saudara di Moro dan Patani yang bertaruh nyawa demi kehormatan agama; saudara-saudara muslim di Suriah yang terancam jiwa, harta dan kehormatannya demi memurnikan akidah; saudara-saudara muslim di Yarmurk yang harus rela mengais sisa-sisa makanan dari tong-tong sampah atau memerah susu anjing demi mengganjal lapar yang tak tertahankan; saudara-saudara muslim di Afrika Selatan yang tak berdaya menghadapi pembantaian umat agama lain; rakyat Mesir yang terbantai oleh pemerintahan dzolim; belum lagi derita para muslim di pelosok nusantara. ah.... bilakah ini berakhir dan kedamaian kan muncul kembali. owh... mengapa tangisan itu masih terdengar lagi, adakah tiada peduli dengan rintihan yang menyayat hati??

Ramadhan-ku, semoga keberkahanmu berimbas pada kami. semoga hadirmu menjadi momentum kami untuk lebih bijak bersikap, cerdas bertindak, ikhlas berbuat. semoga kehadiranmu mampu mengasah sensitivitas kami hingga kepedulian bukan hanya sekedar wacana. semoga kehadiranmu mampu mengoptimalkan kami menjadi hamba yang bertaqwa hingga dosa-dosa terampuni. semoga kehadiranmu mampu menyatukan hati-hati kami yang berjarak, ukhuwah kami yang terkoyak dan sifat husnudzon kami yang tergadai.

Semoga doa-doa yang terlantun pada Ramadhan-ku tak terhijab oleh dosa dan khilafku agar ianya dikabul oleh Sang Maha Pengabul doa. semoga negeriku, negeri kita diizinkan memiliki pemimpin yang takut pada Tuhannya, pemimpin yang selalu merasa diawasi oleh Tuhannya, pemimpin yang mengayomi lagi melayani, pemimpin yang menegakkan syariat-NYA, meninggikan panji-panji Islam yang terhempas, pemimpin yang menjalankan warisan Sang Nabi, pemimpin yang menjaga kedamaian dan ketentraman umat beragama.. semoga Ramadhan kali ini doa-doa kita terkabul agar tak ada lagi pembantaian dan penjajahan di Palestina, suriah, Mesir, Rohingya, Moro, Patani, Yarmurk, Afrika Selatan, dan negeri-negeri islam terjajah lainnya. semoga pada Ramadhan kali ini memberkahi kita dalam kedamaian hidup, ketaqwaan yang lebih baik; kelapangan rizki, keberkahan ilmu, keridhoan atas setiap tindakan;sikap dan perkataan. aamiin


2 comments:

mukhlis mengatakan...

Ramadhan tetaplah ramadhan, meski banyak berita duka, tetapi semangat ramadhan akan selalu ada. Doa-doa yang khusuk terus dipanjatkan demi sebuah harapan yang lebih baik, dan tentu saja derajat takwa yang tiada bandingnya.
salam kenal blogger rima :)

RiMuTho mengatakan...

Amin