Rabu, 09 Juli 2014

dukamu, dukaku, duka kami semua

Bismillahirrohmanirrohiim

Pilu, tersayat hingga ke relung, perih!
Akankah ini hanya sensitivitas semu?
Terbawa situasi yang me-euforia-kan perjuangan tanahmu
Lalu hilang menguap, tersapu hingar bingar fatamorgana

bukankah dukamu sudah sejak lama, bukan baru kemarin sore
lalu mengapa aku terlupa?
Bahkan ceritamu tersimpan rapi di kolong meja, tertumpuk kesenangan semu, tertutup debu keegoisan pribadi

di sini kami berfoya, bersantai ria dan berasyik masyuk
di sana kalian bersimbah darah, tertatih menahan luka lahir batin
berjuang di garis depan demi kehormatan sang masjid suci, agama dan tanah yang diberkahi

di sini kami tengah menikmati musik yang begitu melenakan
sementara kalian di sana ditemani deru tank-tank baja, desingan peliru, tangis yang menyayat, takbir yang membahana serta lantunan Kalam Suci Nya yang menyejukkan

duhai, saudaraku... Bukankah kita ini satu, lalu mengapa hati ini begitu keras merasakan sakit dibagian lain tubuhku?

Duhai saudaraku, sepatutnya bukan kalianlah yang perlu belas kasihan, tapi kamilah yang sangat merugi tak bisa mendapatkan kemuliaan lewat syahid di jalan-NYA

wahai saudaraku, selamat menikmati 'nikmat' lain dari Sang Penguasa semesta
semoga kekuatan kalian dilipatgandakan, persatuan kalian dikokohkan, semangat kalian dikobarkan, niat kalian slalu dijaga hingga kesyahidan menjemput
duhai saudaraku, doakan kami bisa meraskan 'kenikmatan' kalian lewat secuil kontribusi yang sungguh tak berarti apa2 dibanding perjuangan kalian
wahai saudaraku, doakan kami untuk bisa seperti kalian, hingga Allah percayakan nikmat abadi itu pada kami, nikmat berjuang di jalan NYA

saudaraku, dukamu...dukaku, duka kami semua

Allohuman shurnaa ikhwananaa muslimiina fii Filistin, wa fii mishr, wa fii syuriah, wa fii rohingya, wa fii patani, wa fii moro, wa fii yarmruk, wa fii Afrika Selatan, waf ii Indonesia fi kulli makaan wa fi kulli zaman


dari sini


dari sini
dari sini


dari sini


0 comments: