Minggu, 26 Mei 2013

Lelaki kedua yang kucintai karena Tuhanku


Bismillahirrohmanirrohim

Setelah beberapa waktu lalu aku menulis mengenai lelaki pertama yang ku cintai karena Tuhanku, kali ini izinkan aku kembali menumpahkan isi hati mengenai lelaki kedua yang kucintai karena Tuhanku. Dia adalah seorang laki-laki yang telah membersamaiku sejak aku hadir ke dunia ini dan insya Alloh hingga ajal memisahkan #aish….  Lelaki yang tahtanya dalam rahim ibuku pernah aku gantikan. Lelaki yang menjadi tauladan, pengayom, pelindung dan penyanyang. Lelaki yang telah berkorban apa saja demi aku, orang tuaku dan adikku. Lelaki yang usianya berjarak 2 tahun denganku. Yupz…. Dia kakakku satu-satunya, lelaki yang biasa ku panggil Uda, Freedy Irsyamto. Dengan izin Alloh, melalui dia ku belajar arti tanggung jawab, lewat dia aku belajar memberi tanpa pamrih, dari dia aku belajar percaya bahwa rezeki tak tertukar dan telah dijamin Alloh, bersamanya aku mengenal gunung, laut, sungai, alam, carrier, sleeping bag, sepatu gunung, kamera DSLR, teknik foto dll, dari dia aku merasakan nikmatnya nonton bola langsung di stadion, melalui dia percaya diri ku tumbuh dan keberanianku menjelajahi kota beserta jalan-jalan tikusnya muncul, darinya aku belajar menghargai dan mengerti arti pengorbanan, dengannya pula aku diperkenalkan dunia luar beserta bahaya yang mengikutinya, darinya pula aku bisa merasakan makanan modern dan barang-barang berkualitas. Darinya, karenanya, melaluinya, ah….. rasanya tak mampu  aku ungkapkan semua kebaikan, tauladan dan contoh yang telah dia buat dan berikan. Yang jelas dialah partner orangtuaku yang telah begitu besar berperan hingga aku berada dalam kondisiku saat ini. Duhai Alloh, betapa besar sayang dan nikmat-MU padaku hingga kau hadiahi aku orang-orang hebat dan besar dalam hidupku.

Masih terekam jelas dalam memoriku saat uda berani ambil resiko dimarahi ibu karena naik becak ketika kami pulang sekolah saat aku masih kelas 1 SD padahal kami tak bawa ongkos. Sederhana alasannya, agar aku tak lelah berjalan. Atau ketika ia memboncengku di sepeda dan mengajakku berkeliling komplek di sore hari atau setelah subuh di ramadhan nan berkah di kala kecilku dulu.

Masih jelas pula ingatanku menyimpan rekaman menyedihkan dan hingga saat ini penyesalan itu masih kurasa. Penyesalan atas sikap dan kesalahanku yang membuat uda dimarahi ayah dan dalam waktu yang cukup lama tak mau pulang ke rumah, berbicara dengan kami bahkan bertatap pun ia enggan. Uda hanya mau berbicara dan bertemu dengan ibu. Owh…. Saat-saat itu adalah saat yang amat menyiksaku. Walau menyakitkan, tapi aku menemukan hikmah berharga dari kejadian itu, dan dengan rahmat Alloh, setelah peristiwa itu Alhamdulillah hubungan kami  justru semakin lebih baik.

Tak pernah terlupa pula perjuangan uda untuk tetap sekolah meski harus membawa dagangan ke sekolah, atau keikhlasannya tidak mengambil PMDK di salah satu universitas negeri agar uda dan kedua adiknya tetap bisa sekolah. Pengorbanan yang teramat besar ketika cita-citanya harus ia kubur dan memilih mengambil jalan lain agar tetap bisa “jadi orang” dan bermanfaat sementara kedua adiknya tetap bisa sekolah hingga lulus kuliah, yah…. Uda memilih untuk menjadi p***si. Sebuah pilihan yang dulu ia hindari. 

Sempat pilihan uda dipatahkan oleh salah seorang kenalan ayah. “uang dari mana mau masuk polisi, ga mampu lah!! Buat makan aja susah, apa lagi untuk masuk p***si. Bukan rahasia lagi masuk p***si itu butuh uang puluhan juta, mau dapat dari mana?” ucapnya menyakitkan hati. Tapi bukan uda namanya yang cepat patah arang dan patah semangat. “bakal Freddy buktikan, kalo Freddy bisa masuk p***si secara murni, tanpa uang pelicin sepeserpun” ucapnay optimis.

Di sela-sela waktu tes dan seleksi masuk kepolisian, uda mengisinya dengan mengojek berbekal motor tua milik ayah. Sederhana jawabannya ketika ditanya. “sayang waktunya kebuang percuma, lagian kan bisa tambah-tambahin uang”. Bahkan uda tak pernah malu mengojek sementara teman-temannya disibukkan dengan kongkow-kongkow atau jalan-jalan dan bersenang-senang. “ngapain malu, toh motor yang gw pake bukan motor curian, ngojekkan halal” jawabnya singkat saat kutanya malukah ia. Segala puji bagi Alloh atas segala nikmat dan balasannya pada kesabaran, pengorbanan dan keuletan uda. Uda lulus secara murni seleksi calon bintara Polri tanpa biaya sepeserpun seperti yang didengung-dengungkan dulu. Ternyata pertolongan Alloh itu nyata dan ternyata masih ada orang-orang jujur di tengah semerawutnya system penerimaan “karyawan” di republic ini.

Tak terlupakan pula olehku bagaimana cara dia melindungiku dari ku kecil hingga saat ini, caranya memperingati hari kelahiran kami, caranya memanjakan kami. Uda seolah tak pernah kehilangan cara demi membahagiakan keluarga ini. Semoga Alloh selalu memudahkan semua urusanmu, meringankan segala langkahmu, menuntun mu untuk selalu berada dalam jalan-NYA, melindungi dari segala kemaksiatan dan hal-hal haram sekecil apapun, melindungimu dari siksa kubur dan siksa api neraka serta membahagiakan mu di dunia dan akhirat. Dan doa terpentingku  berikutnya adalah semoga Alloh anughrahkan perhiasan dunia yang menyejukkan pandangan, yang menjadikanmu hamba-NYA yang lebih baik, perhiasan dunia terindah yang menjaga kehormatan agama, diri dan hartamu, yang memberikanmu Freddy-Freddy junior yang soleh dan soleha, dan yang meringankan hisabmu di akhirat kelak. Aamiin. Aku mencintaimu karena Alloh uda-ku.
Salah satu kue ulang tahun dari uda
 


holiday with my brother and cousin

pendakian ke Gunung Gede

Nonton bola di Stadion Jaka Baring

Menyebrangi selat Sunda


Sabtu, 11 Mei 2013

Alloh menyapaku dengan lembut.

Bismillahirrohmanirrohiim....

Hari ini istimewa? mengapa begitu, yup...selain karena hari jum'at, hari ini istimewa karena Alloh mengajarkanku dengan santun dan menegurku dengan lembut.

Berawal dari obrolan pagi bersama Kepsek tentang hak Alloh yang tidak ditunaikan. Jika kita menunda hak-hak Alloh, maka Alloh punya cara untuk mengambil hak-NYA. beliau bercerita karena menunda beberapa hari dari jadwal biasanya dalam memberikan hak Alloh karena ada sesuatu yang didahulukan (dan sebenarnya bukan suatu prioritas) maka ia harus membayar dengan jumlah yang lebih besar.

Cerita lain rekan kerjaku adalah suatu pagi dia menabrak anak sekolah di jalan raya, alhasil beliau harus bertanggung jawab dari segi pengobatan hingga anak tersebut pulih. setelah diingat-ingat, beliau baru ngeh kalau ada kewajiban yang belum tertunaikan, ada hak Alloh yang belum diberikan, maka Alloh mengambilnya dengan cara lain.

Sayangnya dua cerita penuh hikmah itu tak terlalu berbekas dalam memoriku, bak angin lalu, akupun segera lupa setelah beraktivitas seharian. dan baru kembali teringat ketika Alloh menyapaku dengan lembut.

Hari ini perjuanganku untuk UTS benar-benar dahsyat.berangkat dibawah guyuran hujan menjelang maghrib  dengan alibi takut terlambat ikut UTS, dan ternyata ban motorku kempes. segera ku cari tukang tambah angin. bengkel pertama anginnya kosong, jalan lagi mencari bengkel ke-2, alhamdulillah ada anginnya walau harus menunggu beberapa menit karena ternyata anginnya tak cukup untuk mengisi ban-ku. sembari menunggu angin terisi, terdengar jelas kumandang azan dari masjid tepat di sebelahku. aku tak terlalu peduli dan tetap memilih meneruskan perjalananku. "sholat di kampus aja nanti" ucapku dalam hati.

Aku pun melanjutkan perjalananku, tiba-tiba motorku berhenti, mogok!!. huft..... "ada-ada aja, lagi nguber waktu juga" keluhku dalam hati. ku starter berulang-ulang, alhamdulillah nyala. aku pun kembali melanjutkan perjalanan, dan ternyata motorku mogok lagi. kejadian ini berulang beberapa kali. yang lebih parahnya lagi adalah, beberapa kali motorku mogok, tepat dibelakangku ada motor lain dan ketika aku melewati jalan Juanda hendak menyebrang ke jalan Margonda motorku kembali mogok, kali ini truk besar berada tepat dibelakangku. alhasil klakson nyaring berteriak mengagetkan dan omelan sopir pun jadi pelengkapnya. huft..... "siapa juga sih yang mau mogok di tengah jalan gitu, biasa aja dong ga usah pake marah, emang ini sengaja apa" batang otakku membela. lagi-lagi aku belum terketuk kalau kejadian ini karena aku melalaikan hak Rabb ku, meski hati kecilku menuntut untuk sholat magrib segera, namun kalah oleh egoku.

Memasuki stasiun pondok cina, alarm kereta berbunyi dan semua kendaraanpun berhenti, tiba-tiba motorku mogok lagi, kali ini ditambah ban bocor, astagfirulloh, ada-ada aja nih. gerutuku sesaat. setalah clingak-clinguk akupun menemukan tempat tambal ban, segera ku dorong motorku ke sana. kali ini ku putuskan untuk segera sholat maghrib di masjid kampus Gunadarma. karena terburu-buru dan khawatir telat, baru melangkahkan kaki dari bengkel, aku hampir saja terpeleset. astagfirulloh.... kalau tidak karena Alloh yang menembalikan keseimbanganku mungkin aku sudah jatuh. ternyata terburu-buru benar-benar temannya setan ya, hingga tidak fokus dengan sekeliling. segera ku istigfar berkali-kali sembari menuju masjid. ba'da sholat, ku intropeksi diri dan mohon ampun telah melalaikan hak Alloh.

Selesai sholat magrib, selesai pula motorku. aku pun kembali memacu kuda besiku sambil meminta perlindungan Alloh dari mogok dan segala macam halangan, ku juga minta agar segera sampai kampus. jam di tangan telah menunjukkan pul 18.25, padahal aku ujian pukul 18.30 sementara jarak kampusku masih lumayan jauh. sambil jalan ku coba refleksi diri. subhanalloh, betapa penyayangnya Rabb ku.untung saja Alloh menegurku dengan lembut, apa jadinya jika kelalaianku ini ditangguhkan hingga hari kiamat kelak. duh Alloh, sungguh ku tak sabar dan tak tahan akan siksa-MU.di sisi lain ku rasakan betapa ruginya aku, melalaikan apa yang seharusnya jadi prioritas hanya karena takut terlambat. padahal Alloh maha kuasa atas segalanya. dan aku lupa itu. padahal jika saja segera kutunaikan hak Alloh, mungkin motorku ga mogok dan ban ku ga bocor dan perjalanan ku lancar. mungkin kalau segera ku tunaikan hak Alloh aku ga akan dimarahi orang. mungkin jika segera ku sholat, aku ga akan hampir terpeleset depan orang ramai. astagfirullohaladzim, ampuni hamba duhai Alloh, kalau tidak karena penjagaan-MU mungkin aku sudah celaka ditabrak motor-motor dan truk besar itu, jika bukan karena panjagaan-MU mungkin aku sudah terpeleset dan bajuku kotor semua dan aku ga bisa ujian, jika saja bukan karena pertolongan-MU bisa saja tukang tambal ban itu tutup dan aku tak bisa melanjutkan perjalananku. duhai Rabbi, jika saja...jika saja...jika saja bukan karena -MU entah apa jadinya diri ini. hanya seonggok daging tak berguna. ya Alloh terimakasih kau beri aku hikmah dan pelajaran yang sangat dalam ini.

"dirintik hujan nan syahdu ini ya Rabb, ku yakin akan pertolongan-MU, ku yakin akan kemudahan yang KAU janjikan, dan itu semua membuat hati lebih tenang dan lega, tak ada kehawatiran meski aku telah nyata terlambat ujian, yang penting aku tidak melalaikan hak Alloh dan ku yakin Alloh pun akan memudahkan urusanku" bisik nuraniku menentramkan.

Benar saja, meski terlambat 30 menit, alhamdulillah aku bisa menyelesaikan soal-soal ujianku tak lebih dari 30 menit. dan sekali lagi, jika bukan karena pertolongan Alloh, bisa saja pengawas tak izinkan aku masuk karena terlalu terlambat, atau kalau tidak karena pertolongan Alloh bisa saja aku heng dan semua hafalanku kabur dan aku ga bisa jawab soal atau bisa saja jika tanpa pertolongan Alloh kejadian-kejadian buruk terjadi sehingga aku ga bisa ikut ujian. tapi tidak, itu semua tidak terjadi. Tuhan ku Maha Lembut dan Maha Baik, Ia tetap menolongku meski aku telah "nakal" pada-Nya..... 
Wahai diri ..........
Nikmat Tuhan mu yang manakah yang Kau dustakan? padahal kasih NYA begitu nyata
Nikmat Tuhan mu yang manakah yang kau dustakan? padahal pertolongan NYA begitu terasa
Nikmat Tuhan mu yang manakah yang kau dustakan? padahal kebaikan NYA begitu besar
Nikmat Tuhan mu yang manakah yang kau dustakan? padahal tanpa NYA apa jadinya engkau


Minggu, 05 Mei 2013

Singa yang makan sayur



Setelah KBM KB-Rumput berakhir dan tutup kelaspun selesai, sembari menunggu bang Hakim yang masih belajar, Najma segera menuju kantor untuk bermain hewan-hewanan, kegiatan yang sejak Market Day lalu menjadi kesenangannya. Saat Najma sedang asik-asik nya bermain, Raissa dating hendak mengambil perlengkapan sholat yang tersimpan dekat kotak mainan. Tanpa sengaja Raissa melihat lego yang bergambar wortel dan sayur-mayur. Raissa memberikan lego tersebut pada Najma.

Raissa   : “nih Naj, buat makanannya” sambil menunjuk singa
Najma  : “dia ga mau makan” melihat Raissa sebentar, lalu kembali asik bermain
Raissa   : “ini Najma, kasih makan dia biar sehat dan kuat kalau makan sayur”
Najma  : “dia ga mau makan” tetap focus pada mainannya
Raissa   : “Najma, kalau mau kuat dan sehat harus makan sayur”
Najma  : “iya, tapi sayur bukan makanannya, dia cuma mau makan daging
Raissa   : “tapi makan sayur itu bikin kuat dan sehat”
Karena perdebatan semakin memanas, akupun ikut campur dalam perbincangan mereka
Aku       : “iya, kakak benar makan sayur bias membuat kita sehat dan kuat, tapi ga semua hewan makan sayur. Singa diciptakan Alloh hanya makan daging, jadi dia tidak bisa dan tidak suka makan sayur. Tidak seperti manusia yang bias memakan sayur dan daging”
Raissa   : “owh… begitu bu Rima, jadi singa ga bias makan sayur?”
Aku    : “iya kak, singa tidak makan sayur. Singa makannay daging karena gigi-gigi singa adalah gigi taring”
Najma  : “iya, gigi taring untuk merobek makanan ya bu Lima (Rima - red)”
Aku    : “iya, Najama benar sekali. Gigi taring untuk merobek makanan, oke deh…. Kakak sekarang kakak sholat dulu ya, sudah ditunggu Pak Ilham dan teman-teman”
Raissa  : “oke!!”

Subhanalloh…. Ternyata pebincangan ringan bersama mereka terekam dalam memorinya. Raissa yang biasa diceritakan manfaat makan sayur ketika jam makan siang di sekolah, dengan kepolosannya segera mengaplikasikan apa yang ia tahu, begitupun Najma, tetap tenang menjelaskan pada Raissa. Anak-anak cerdas!! Kejadian ini memberikan banyak pelajaran bagiku, diantaranya ketenangan Najma saat meluruskan Raissa, kemampuan anak-anak dalam mengingat informasi-informasi yang mereka terima serta pengingat bahwa jika memberikan informasi-informasi harus tuntas dan tidak setengah-setengah karena anak-anak cenderung segera menarik kesimpulan sederhana. Semoga kita selalu bisa saling mengingatkan untuk selalu memberikan yang terbaik secara tuntas bagi mereka, generasi muslim yang cerdas.

Aku senyum dan Najma manyun



Pekan pertama saat KB-Rumput  SAI Cibinong memasuki tema Mouth and teeth ku isi dengan bercerita mengenai fungsi mulut. Selain menambah pemahaman dan pengetahuan mereka, juga sebagai pengingat diri dan “guru-guru mungil ku” untuk slalu bersyukur atas nikmat mulut yang diberikan Alloh SWT.
Setelah memperlihatkan gambar mulut, aku segera bercerita tentang fungsi-fungsi mulut pada mereka, yaitu untuk makan, minum, bicara, tilawah, bernyanyi dan bersiul. Aku pun mengulang-ulang fungsi-fungsi mulut tersebut hingga tertanam dalam pemahaman mereka.

KBM pun terus berlanjut hingga matahari semakin tinggi di langit yang cerah. Entah mengapa, karena sesuatu hal tiba-tiba Najma bad mood dan duduk terdiam sambil memajukan mulutnya beberapa centi. Aku pun segera mendekapnya sambil bertanya, “ada apa Naj?” tapi Najma tetap diam dan tak mau bicara meski beberapa kali pertanyaan diulang. 

Aku pun segera berkata: “wah, ternyata fungsi mulut bertambah, apa ya fungsi mulut berikutnya?” dengan cepat Bagir menjawab’ “MANYUN!, manyun untk DeMa (De’ Najma) dan dan senyum untuk Bagir, iya kan bu Rima?”

Aku pun tertawa mendengar jawaban polos Bagir, subhanalloh…. Dengan sedikit stimulus, Bagir sudah bisa menyimpulkan sesuatu menjadi informasi yang berguna. Segera saja aku luruskan “fungsi mulut untuk senyum bukan hanya untuk Bagir, tetapi juga untuk Najma dan aku, Bu Pipin, Bu Dian, Pa Ilham, Kakak-kakak TK-A, TK-B dan semua orang. Fungsi mulut untuk manyun juga bias dilakukan oleh siapapun bukan hanya Najma. Dari dua fungsi mulut itu, Alloh lebih suka melihat senyum daripada manyun. Siapa yang mau disayang Alloh?” jelas ku panjang lebar. “sayaaaaa” dengan sekejap koor mereka berteriak menjawab dan seketika itu pula senyum Najma terukir indah. “Subhanalloh, Najma cantik banget kalau lagi senyum” ucapku yang kemudian membuat Najma senyum makin lebar.hemh.... cerdasnya anak-anak ini