Ribuan detik aku menunggu tanggal
itu. Entah mengapa semua seakan berjalan begitu lama, namun sunatulloh
mengantarkan jua tanggal itu hadir. 25 januari 2013 suatu hari yang bersejarah
dalam ruang ungu kita. hari dimana canda tawa tak sekedar maya, hari dimana
berbagi bukan sekedar basa basi, hari dimana pengertian mengajarkan arti
memahami. hari itu KopDarNas pertama kita.
Pertemuan pertama yang sungguh
menanamkan cinta yang mengikat meski ruang waktu bahkan pulau ada diantara
kita. Bak saudara kandung yang kembali dipertemukan setelah sekian lama
terpisah. Disatukan dalam karunia yang suci bersama jiwa2 yang haus akan silaturahim.
Ini bukan cerita sinderela bukan
juga patah arang cinta buta siti nurbaya dan bukan pula dongeng-dongeng
pengantar lelap. atas nama persahabatn semua mengalir alami, semua tak dapat di
ukur, tapi bersama Alloh semua pasti teratur.
Berawal dari niat tulus menjaga
silaturahim dengan sahabat di pulau seberang yang tanpa sengaja terinspirasi
oleh sebuah serial FTV, lahirlah
BLOOF, rumah ungu yang menyatukan kita, yang
mengenalkan arti persahabatn lebih dari sekedar persahabatn. Terimakasih untuk
mu para
founding fathers BLOOF.
Betapa beruntung diri ini bertemu
dengan jiwa-jiwa penuh ketulusan dari mutiara ketakwaan yang sangat mendalam,
bersemi dari pupuk akhlak yg hebat berbuah dari kesabaran dan ketekunan yang
lebat (apa lagi kalo mendengar dan melihat perjuangan mereka untuk hadir
kopdarnas), subhanalloh …. Ini bukan lebay, tapi inilah yang kurasa, manis
seperti kurma diawal rembulan yg indah.
Andai bisa menghentikan waktu,
ingin ku hentikan waktu saat itu juga, agar kenikmatan dan kehangatan itu tak
beranjak. Agar keceriaan itu tak berakhir.
Agar gelak tawa selalu menghiasi. Agar kebersamaan itu terus
berlangsung. Sayang, aku tak kuasa mengubah titah Tuhan ku.
Tiga hari yang begitu berharga
dan semakin berwarna dengan pesona alam dan lukisan Ilahi yang membuat hidup
lebih hidup dari kehidupan semula. Bukan apa, siapa dan bagaimana karena semua
terjadi begitu saja bak sungai yang
mengalir bening yang airnya pun slalu mengartikan kseimbangan
syair, yang satukan perbedaan, yang
melihat kekurangan sebagai kesempatan untuk saling menyempurnakan dan kelebihan
sebagai kekuatan yang slalu mengisi bak matahari dan bulan dalam kesetiaan
ruang edar yang digariskan oleh ketetapan Sang Penguasa Jagat.
Duhai Rabbi, Inikah persahabatn sejati?? Persahabatan yang tak perlu
ku tunggu tapi dia tumbuh brsama doa malam para sahabat yang teduh, yang tak
tersentuh oleh mata dunia yang palsu bak petunjuk yang selalu datang dari ruang
para malaikat yang sanggup melihat tak kenal pekat tak lekang oleh zaman tak
habis oleh waktu. Harapan terbesarku adalah agar ikatan kita selau dijaga Alloh
hingga rambut kita memutih hingga ajal datang menjemput diri ini hingga kita
kembali dikumpulkan dalam taman syurga.
Terimakasih teramat sangat pada
orang-orang hebat penggagas kopdarnas Kang
Dia, Kang
Aan, mas
Amal, dan
Aisa
yang karena izin-NYA telah menjadikan kita bisa bertemu dalam realita dan
akhirnya mempertemukanku dengan saudara kembar
yang juga beda orang tua, ka Une kembaranku dari negeri Daeng. Bisa
ketemu dengan anak-anak alam Azizah dan Yuni,ketemu dengan mba Pipi, Harumi,
latifah, teh Bonit dan si ganteng Albi, tak lupa bu Euis alias Diyah, ka Adi,
Andri, ka Arman, Mae, Rika, opa Adi, Estika dan sahabat terjauh kita dari Papua,
ka Yudhi. Semoga silaturahim kita tetap terjalin dan semoga kita kembali
dipertemukan dalam kesempatan yang lebih baik lagi. Love you coz Alloh
Bloofers, keluarga maya ku. Bersama kalian ku tahu persahabatn lebih dari
sekedar persahabatan
TAK HANYA SEKEDAR KATA.
“Duhai Alloh, sesungguhnya Engkau
mengetahui hati-hati ini berhimpun dalam cinta pada-MU, telah berjumpa dalam
taat pada-MU, telah bersatu dalam dakwah pada-MU, telah berpadu dalam membela
syariat-MU. Teguhkanlah ya Alloh ikatannya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah dengan cahya-MU yang tak akan pernah surut. Lapangkanlah dada-dada
kami dengan kelimpahan iman kepada-MU dan indahnya bertawakal kepada-MU.
Hidupkan hati ini dengan ma’rifat kepada-MU. Matikanlah dalam syahid di
jalan-MU. Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong.” Masih terngiang-ngiang
ditelinga ketika lembut ku dengar Rabitoh terlantun syahdu dari bibir kang Dia
sebagai penutup kebersamaan indah ini.
Lembang, 25 – 27 Januari 2013
terinspirasi dari kisah kita diiringi teriakan Thufail